Kota Gaza (ANTARA
News) - Ketika masih remaja pria Palestina itu dijebloskan ke dalam
penjara Israel, sekarang Ahmed Damouni menghirup udara bebas dan
kehidupan baru pada usia 40 tahun dengan rambut berwarna putih.
Ia termasuk di antara 26 tahanan Palestina yang dibebaskan pada
Selasa malam (29/10), bagian dari "isyarat baik" Israel untuk
membebaskan 104 tahanan Palestina. Sebelumnya kesepakatan dicapai
melalui perantaraan Amerika Serikat guna melanjutkan pembicaraan
perdamaian langsung setelah macet selama tiga tahun.
Setelah sampai di rumahnya untuk pertama kali dalam 23 tahun, Damouni merasa sangat bahagia.
"Suasana penerimaan saya dan tahanan lain yang dibebaskan sungguh
luar biasa. Itu di luar perkiraan," kata Damouni. "Saya tak pernah
menduga pada satu hari saya akan kembali ke rumah dan memeluk anggota
keluarga saya, kerabat saya dan teman-teman saya."
Damouni, yang dituduh ikut dalam pembunuhan seorang pemukim Yahudi
di bagian tengah Jalur Gaza pada 1990, telah dijatuhi hukuman penjara 99
tahun.
"Ketika saya ditangkap, saya baru berusia 17 tahun," kata Damouni
kepada Xinhua. Ia mengenang saat tentara Israel menyerbu rumahnya di
kamp pengungsi Al-Bureij di bagian tengah Jalur Gaza.
Sebelum dibebaskan, semua tahanan Palestina berjanji mereka tidak
akan kembali ke perbuatan mereka dulu --yang telah membuat mereka
mendekam di penjara Israel, kata penguasa Yahudi.
"Saya merasa gembira karena dibebaskan, dan sekarang saya hanya
memikirkan untuk memulai hidup baru serta menjalani kehidupan normal
seperti orang lain," kata Damouni.
"Saya benar-benar bersyukur pada Tuhan bahwa saya akhirnya bisa
melihat anak saya. Itu sungguh seperti mimpi saja," kata Um Ahmed, ibu
Damouni. "Kebebasan sangat berharga sekali dan tak seorang pun bisa
benar-benar menghargainya, kecuali mereka telah kehilangan kebebasan itu
untuk waktu sangat lama, seperti yang saya alami dan putra saya."
Damouni mengatakan, "Tepat setelah saya dibebaskan, saya tak bisa
berhenti memandangi wajah ibu saya untuk melihat seberapa besar sakit
dan penderitaan yang telah ia tebus buat saya."
Damouni berharap ia dapat menikah dan memulai dan mulai membina
keluarganya sendiri. Sayangnya, setelah 23 tahun mendekam di dalam
penjara, pria itu menderita kesulitan bernafas dan otot jantungnya
lemah.
Sebagai anggota Faksi Fatah, pimpinan Presiden Palestina Mahmoud
Abbas, Damouni berterima kasih kepada Abbas atas semua upayanya untuk
menjamin pembebasan tahanan Palestina. Ia menambahkan,
"Tak ada yang lebih daripada kebebasan," kata Damouni saat ia
dikerumuni oleh puluhan anggota keluarga dan temannya yang datang ke
rumahnya untuk mengucapkan selamat atas pembebasannya.
"Dulu saya selalu memimpikan bisa keluar dari kungkungan tembok penjara, dan sekarang impian saya terwujud," ujarnya.
(C003)
Pria Palestina Bebas Setelah 23 Tahun Di Dalam Penjara Israel
Saya merasa bahagia bahwa saya dibebaskan, tapi kebahagiaan saya akan lengkap ketika saya melihat semua tahanan lain dibebaskan