Artikel - Menjamin Kesehatan dan Menghemat Uang Rakyat Melalui JKN-KIS

id Kotawaringin Timur, Kotim, Kota Sampit, BPJS Kesehatan, JKN-KIS, kalimantan tengah, kalteng, dinkes kotim, Faisal Novendra Cahyanto

Artikel - Menjamin Kesehatan dan Menghemat Uang Rakyat Melalui JKN-KIS

BPJS Kesehatan Cabang Sampit menggandeng Kadin untuk mengajak perusahaan mendaftarkan karyawan menjadi peserta JKN-KIS, Kamis (6/4/17). (Foto Antara Kalteng/Norjani)

Sampit (Antara Kalteng) - Joni yang selama ini dikenal sangat suka bercanda, tiba-tiba terlihat sangat serius ketika mendengar ada rekannya berdiskusi tentang makin tingginya biaya kesehatan. Dia kemudian terdengar lantang membantah pendapat rekannya yang menganggap asuransi kesehatan bukan hal penting.

"Saya sarankan, segera daftarkan diri kita dan keluarga kita ke BPJS (Kesehatan). Cukup saya yang mengalami hal yang tidak mengenakkan. Dua anak saya pernah masuk rumah sakit bersamaan karena demam berdarah. Biayanya cukup besar. Dalam beberapa hari saja saya habis sekitar Rp10 juta. Tapi ini bukan saja masalah biaya, tapi bagaimana kita menjamin kesehatan keluarga. Makanya setelah itu, saya daftarkan keluarga saya ke BPJS. Iurannya juga terjangkau," kata Joni, warga Sampit Kabupaten Kotawaringin, Timur Kalimantan Tengah, Senin.

Joni berharap kejadian yang dialaminya tidak terjadi pada orang lain. Kepala keluarga jangan sampai abai terhadap tanggung jawab perlindungan kesehatan seluruh anggota keluarga karena penyakit bisa menyerang siapa saja, kapan saja dan di mana saja. Ketika ada anggota keluarga yang sakit, jangan sampai beban bertambah karena harus memikirkan besarnya biaya dan urusan administrasi yang berbelit-belit.

Dengan menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional - Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS), setiap orang mendapat jaminan layanan kesehatan ketika dibutuhkan. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan memastikan, seluruh biaya pengobatan, bahkan hingga tindakan operasi, akan ditanggung sesuai ketentuan asalkan peserta tetap aktif membayar premi. 

JKN-KIS menanggung biaya pengobatan semua jenis penyakit, tidak terkecuali penyakit gagal ginjal yang selama ini dikenal membutuhkan biaya pengobatan sangat besar. Ini tentu sangat jauh lebih murah dibanding jika warga harus membayar tunai biaya pengobatan mencapai ratusan ribu bahkan jutaan rupiah setiap kali berobat.

Pendapat yang sama disampaikan Ketua Harian Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kotawaringin Timur, Susilo. Bagi pengusaha, mendaftarkan karyawan menjadi peserta JKN-KIS bukan semata kewajiban yang disertai sanksi, tetapi sejatinya merupakan solusi yang sangat membantu pengusaha dalam menjamin kesehatan seluruh karyawan.

"Menjadi peserta JKN-KIS itu adalah kewajiban perusahaan untuk menjamin kesehatan karyawan. Kalau tidak ada yang sakit, alhamdulillah. Anggap saja premi yang dibayarkan itu, kita bersedekah dan bergotong-royong membantu saudara kita lainnya yang sedang sakit. Apalagi, layanan ini kan bisa digunakan kapan saja. Tidak harus menunggu sakit, baru kita berobat. Yang benar itu justru kita harus rutin memeriksakan kesehatan, meski tidak sedang sakit," kata Susilo.

Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur juga sangat antusias. Mereka menargetkan, integrasi kepesertaan warga yang saat ini dilayani dengan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) menjadi peserta JKN-KIS, bisa tuntas 100 persen paling lambat akhir 2019 nanti.

Kepala Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur, dr Faisal Novendra Cahyanto menyebutkan, dari sekitar 430.000 penduduk di kabupaten itu, sekitar 69 persen sudah terdaftar menjadi peserta JKN-KIS, sisanya dilayani berobat gratis dengan biaya pemerintah melalui program Jamkesda untuk layanan di puskesmas dan layanan kelas 3 di RSUD dr Murjani Sampit. 

Layanan berobat gratis yang dibiayai Jamkesda diprioritaskan untuk masyarakat tidak mampu. Saat ini sudah ada sekitar 3000 orang dari mereka yang diintegrasikan ke JKN-KIS sebagai peserta penerima bantuan iuran. 

Selain untuk memudahkan pelayanan dan memastikan semua penduduk mendapat perlindungan jaminan kesehatan, integrasi kepesertaan Jamkesda ke JKN-KIS, terbukti dapat menghemat anggaran daerah yang berarti juga menghemat uang rakyat karena penggunaannya untuk kepentingan rakyat.

Selama ini, Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur setiap tahunnya harus mengeluarkan biaya antara Rp10 miliar hingga Rp15 miliar untuk membayar klaim tagihan layanan warga yang berobat dibiayai melalui Jamkesda, khususnya di RSUD dr Murjani Sampit. Besarnya klaim tidak jarang membuat pemerintah daerah harus menyisakan utang karena klaim melebihi anggaran yang dialokasikan.

"Kami sudah menghitung, untuk membayar premi asuransi kesehatan 3000 warga yang sudah diintegrasikan ke JKN-KIS itu menghabiskan biaya sekitar Rp900 juta setahun. Berarti membayar premi JKN-KIS untuk 30.000 warga, hanya sekitar Rp9 miliar. Ini jauh lebih murah dibanding pola saat ini yaitu membayar tagihan langsung ke rumah sakit. Anggaran daerah jadi hemat dan prosesnya juga menjadi lebih mudah karena ada BPJS Kesehatan," kata Faisal.

Pola ini nantinya tidak menghapus serta-merta program Jamkesda, tetapi hanya mengubah sistem pengelolaannya supaya lebih mudah, hemat dan pelayanan kesehatan kepada masyarakat makin meningkat. Untuk pendataan warga tidak mampu yang akan didaftarkan ke JKN-KIS, akan dilakukan bersama Dinas Sosial agar program ini tepat sasaran.

Faisal mengajak masyarakat yang mampu secara ekonomi untuk mendaftarkan diri dan keluarganya menjadi peserta JKN-KIS. Menjadi peserta JKN-KIS merupakan cara untuk mendapatkan kepastian perlindungan kesehatan keluarga. Jangan sampai pengobatan tidak maksimal lantaran keluarga tidak sanggup membayar biaya berobat. Hal itu bisa dihindari dengan mendaftarkan keluarga menjadi peserta JKN-KIS.

Faisal mengapresiasi BPJS Kesehatan yang terus meningkatkan pelayanan, diantaranya dengan membuka pendaftaran secara online dan kotak pendaftaran di kecamatan, bekerjasama dengan banyak fasilitas kesehatan, bahkan hingga menyediakan aplikasi pemeriksaan kesehatan secara online atau digital bagi peserta JKN-KIS. 

Manfaat yang didapat peserta JKN-KIS juga sangat banyak sehingga perlindungan kesehatan bagi masyarakat makin lengkap. BPJS Kesehatan Cabang Sampit juga mengerahkan relawan untuk memastikan seluruh warga menjadi peserta JKN-KIS, tidak terkecuali warga tidak mampu di kawasan pelosok.