Waduh! Harga TBS Sawit Barito Utara Anjlok

id barito utara, TBS sawit, harga tbs sawit, PT Antang Ganda Utama

Waduh! Harga TBS Sawit Barito Utara Anjlok

Ilustrasi - Seorang pekerja memanen tandan buah segar kelapa sawit di Dusun Bayas Kecamatan Teweh Tengah Kabupaten Barito Utara. (FOTO ANTARA Kalteng/Kasriadi)

Muara Teweh (Antara Kalteng) - Harga tandan buah segar (TBS) perusahaan kelapa sawit PT Antang Ganda Utama Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, menjelang medio April ini anjlok dari Rp1.889 menjadi Rp1.598 per kilogram.

"Turunnya harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit ini dalam 2 bulan terakhir sehingga membuat para petani plasma terpukul," kata Irwansyah, petani kelapa sawit di Kelurahan Jambu, Kecamatan Teweh Baru, Kamis.

Kebun kelapa sawit PT Antang Ganda Utama (AGU) itu diusahakan petani plasma Satuan Permukiman (SP) 1, SP 2, SP 3, dan SP 4 dengan luas 4.254 hektare.

Pengelolaan sawit perusahaan itu dikerjakan sekitar 1.800 kepala keluarga (KK) dengan luas kebun inti 16.297 hektare dan produksi rata-rata 15.000 ton per bulan.

Kepala Bidang Perkebunan pada Dinas Pertanian Barito Utara Abdurrahman membenarkan harga TBS sawit pada bulan April 2017 mencapai Rp1.598 atau turun sebanyak Rp291 dari harga Maret 2017 sebesar Rp1.889/kg.

Ketetapan harga TBS tersebut merupakan hasil rapat perusahaan dengan anggota koperasi dan petani plasma yang difasilitasi oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah.

Pembagian hasil setiap kilogram yang diterima perusahaan untuk biaya pengolahan dan pemasaran minyak sawit mentah (CPO) serta biaya penyusutan pabrik, yaitu indeks "K" ditetapkan 83,71 persen atau turun dibanding dengan periode sebelumnya 84,82 persen.

Harga jual inti sawit (kernel) anjlok dari sebelumnya Rp8.840 menjadi Rp5.414/kg. Harga jual CPO di pasar dalam negeri juga turun dari Rp8.507 menjadi Rp7.840/kg.

"Turunnya harga TBS ini dipengaruhi anjlokya harga CPO dan kernel," ujarnya.

Perseroan Terbatas AGU merupakan perusahaan kelapa sawit tertua di Kalteng yang memiliki areal seluas 18.087 hektare dengan produksi CPO sekitar 3.200 ton/bulan.