Sampit (Antara Kalteng) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Kalimantan Tengah dan Kabupaten Kotawaringin Timur, menggelar simulasi di SMKN 2 Sampit menghadapi situasi darurat bencana kabut asap yang rawan terjadi di daerah itu.
"Kita ini tinggal di daerah rawan bencana dan kita tidak bisa menghindar. Yang bisa kita lakukan adalah melakukan pencegahan semaksimal mungkin dan jika memang terjadi bencana kebakaran lahan dan asap maka kita harus tahu apa yang harus dilakukan sesuai prosedur dan standar," kata Kepala Seksi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kotawaringin Timur, Agus Mulyadi di Sampit, Rabu.
Simulasi ini melibatkan siswa dan guru di sekolah yang berlokasi di Jalan Sawit Raya. Kegiatan juga melibatkan personel Palang Merah Indonesia dan Sentra Komunikasi Orari setempat.
Suasana yang tadinya tenang, seketika berubah menjadi kepanikan karena disimulasikan sekolah itu sedang dilanda kabut asap pekat. Beberapa siswa terlihat mulai mengalami gangguan akibat asap.
Para siswa yang sebelumnya sudah mendapat arahan dari guru dan relawan, dengan sigap melakukan pertolongan pertama terhadap siswa dan siswi yang terlihat mulai kesulitan bernafas karena terhirup asap bercampur abu kebakaran lahan.
Guru pun dengan sigap membagikan masker dan mengevakuasi seluruh siswa ke ruang bebas asap yang memang sudah disiapkan jika terjadi kejadian parah akibat asap. Sementara itu, siswa yang sempat pingsan langsung dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan intensif.
Para guru dan siswa SMKN 2 Sampit sangat antusias mengikuti simulasi itu karena dinilai sangat penting sebagai langkah antisipasi jika terjadi bencana kebakaran lahan dan asap. Kewaspadaan ini penting karena Kotawaringin Timur termasuk daerah sangat rawan kebakaran lahan, terlebih kawasan SMKN 2 Sampit yang cukup dekat dengan kawasan lahan-lahan kosong.
"Kegiatan ini sangat bagus karena memberi pengetahuan tentang cara penanganan korban asap. Apalagi anak-anak kami ini termasuk kelompok yang sangat rawan terkena dampak kebakaran hutan, lahan dan kabut asap," kata Mathius Karengke, Humas SMKN 2 Sampit.
Secara internal, pihak sekolah juga terus memberi pemahaman kepada siswa tentang bahaya dampak kebakaran hutan dan lahan. Siswa diajak untuk berperan mencegah dan menanggulangi kebakaran hutan dan lahan.
Pemerintah daerah berharap masyarakat peduli dalam membantu mencegah dan menanggulangi kebakaran hutan dan lahan agar bencana asap parah seperti tahun 2015 lalu tidak terulang. Pencegahan harus dilakukan sejak awal, khususnya dengan tidak membakar lahan.
Berita Terkait
Sekolah di Kotim wajib terapkan Kurikulum Merdeka di tahun 2024
Jumat, 29 Maret 2024 19:06 Wib
Kepala OPDdi Bartim harus proaktif cari solusi jika ada permasalahan di masyarakat
Jumat, 29 Maret 2024 18:58 Wib
DPRD Kotim minta pengawasan kepelabuhanan ditingkatkan untuk pacu pendapatan
Jumat, 29 Maret 2024 7:34 Wib
Lewati jalan rusak saat Safari Ramadhan di Baamang, Bupati Kotim perintahkan diperbaiki
Jumat, 29 Maret 2024 4:51 Wib
Pemkab Kotim kembali gelar pawai takbiran keliling
Kamis, 28 Maret 2024 22:10 Wib
Disdik Kotim siapkan Rp198 juta untuk renovasi SDN 2 Ramban
Kamis, 28 Maret 2024 22:00 Wib
Bupati Kotim ingatkan 838 PPPK baru tidak ajukan pindah tugas
Kamis, 28 Maret 2024 19:17 Wib
THR ASN dan tenaga kontrak Kotim dibayar 2 April
Kamis, 28 Maret 2024 18:51 Wib