Aktifkan Pasar Penyeimbang, Antisipasi Harga Daging Ayam Naik

id pasar penyeimbang, tpid kalteng, daging ayam

Aktifkan Pasar Penyeimbang, Antisipasi Harga Daging Ayam Naik

Penjual Daging di Pasar Kahayan, Jl Tjilik Riwut, Senin (16/1/17). (Foto Antara Kalteng/Rendhik Andika)

Palangka Raya (Antara Kalteng) - Tim Pengendali Inflasi Daerah Kalimantan Tengah akan mengaktifkan pasar penyeimbang dan menyediakan pasokan untuk mengantisipasi terjadinya kenaikan harga daging ayam menjelang Ramadhan.

Antisipasi ini karena dari semua komoditas yang berpotensi mengalami peningkatan permintaan hanya daging ayam ras tertinggi menjelang puasa, kata Sekretaris TPID Kalteng Suryadi di Palangka Raya, Rabu.

"Permintaan bawang, cabai dan minyak goreng kemungkinan meningkat, tapi tidak setinggi daging ayam ras. Itu kenapa kita lebih fokus menyediakan daging ayam ras agar mampu memenuhi kebutuhan masyarakat," tambahnya.

TPID Kalteng menyadari permintaan kebutuhan pokok selalu mengalami kenaikan menjelang Ramadhan hingga Idul Fitri, sehingga kebijakan yang diambil untuk mengatasi masalah tersebut diupayakan terus dievaluasi agar tidak menyusahkan masyarakat.

Dia mengatakan berbagai harga komoditas yang berpeluang mengalami kenaikan akan dijual di pasar penyeimbang, sekaligus menyediakan pasokan ayam ras di kandang penyangga milik Dinas Ketahanan Pangan dan hortikultura.

"Kami sudah bergerak mengisi pasokan di kandang penyangga. Harapannya nanti sewaktu panen bisa memenuhi permintaan di minggu pertama bulan puasa," kaya Suryadi.

Di tempat terpisah, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kalteng Wuryanto mengungkapkan perkembangan inflasi Kalteng di April 2017, tercatat ada lima komoditas tertinggi yang menjadi penyumbang. Kelima komoditas itu yakni daging ayam ras, ikan gabus, tomat sayur, emas perhiasan dan ikan lais.

Data ini hasil Survei Pemantauan Harga (SPH) digunakan untuk mengetahui arah perkembangan harga secara dini, dengan cara melakukan pemantauan harga beberapa komoditas.

"Berbeda dengan survei inflasi yang dilakukan oleh BOS, SPH Bank Indonesia hanya mensurvei 73 komoditas yang memiliki andil signifikan dan hanya mensurvei 1 kota yaitu Palangka Raya," Kata Wuryanto.