Nah! Satpol PP Tangkap Gelandangan Pengemis di Sampit

id pemkab kotim, Rihel, Nah! Satpol PP Tangkap Gelandangan Pengemis di Sampit

Nah! Satpol PP Tangkap Gelandangan Pengemis di Sampit

Satpol PP Kotim menertibkan gelandangan dan pengemis yang mulai marak di Sampit, Kamis (8/6/2017). Setiap Ramadhan, Sampit selaku kedatangan banyak gelandangan dan pengemis. (Foto Antara Kalteng/Norjani)

...Terlebih saat 10 hari menjelang lebaran, biasanya banyak gelandangan dan pengemis dari luar daerah yang datang ke Sampit
Sampit (Antara Kalteng) - Satuan Polisi Pamong Praja Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, menangkapi gelandangan dan pengemis yang berkeliaran di sejumlah pasar di Sampit sehingga mengganggu kenyamanan masyarakat.

"Ini merupakan bagian dari Operasi Cipta Kondisi untuk menjaga situasi kondusif di Ramadhan. Kami tidak ingin gelandangan dan pengemis makin marak di Sampit sehingga mengganggu masyarakat," kata Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kotawaringin Timur, Rihel di Sampit, Kamis.

Penyisiran dilakukan di sejumlah pasar, swalayan, Taman Kota dan Pusat Perbelanjaan Mentaya. Petugas disebar serentak, baik yang berpakaian dinas maupun tidak berpakaian dinas, untuk mengamati keberadaan gelandangan dan pengemis.

Hasil penyisiran, terjaring tiga perempuan dan dua pria dewasa dan satu anak perempuan. Mereka langsung dibawa ke kantor Satuan Polisi Pamong Praja untuk didata dan dilakukan pembinaan sebelum dipulangkan.

Beberapa dari mereka ada yang sudah beberapa kali terjaring razia. Selain dari Sampit, ada pula yang berasal Kalimantan Selatan. Salah satu perempuan yang terjaring razia terus marah-marah kepada petugas yang menangkapnya.

Rihel mengatakan, pihaknya berharap rencana pembangunan rumah singgah oleh dinas sosial segera terealisasi sehingga gelandangan, pengemis dan penyandang masalah sosial yang terjaring razia bisa ditampung di rumah singgah beberapa waktu untuk dibina sebelum dipulangkan.

Sanksi pidana nantinya bisa diterapkan selama sepuluh hari atau satu bulan supaya menimbulkan efek jera. Jika tidak, maka gelandangan dan pengemis akan terus kembali untuk beroperasi di Kotawaringin Timur.

"Mereka akan kami interogasi. Kalau mereka punya uang maka uang itu yang akan dibelikan tiket kepulangan mereka. Kalau pakai uang daerah, mereka jadi keenakan. Kecuali kalau mereka tidak ada uang, baru kita minta bantuan dinas sosial," kata Rihel.

Rihel menegaskan, razia ini akan terus dilakukan agar tidak ada gelandangan dan pengemis yang meresahkan masyarakat. Terlebih saat 10 hari menjelang lebaran, biasanya banyak gelandangan dan pengemis dari luar daerah yang datang ke Sampit sehingga perlu diantisipasi dengan razia rutin.

Saat Ramadan tahun lalu, Satuan Polisi Pamong Praja dan Dinas Sosial Kotawaringin Timur menangkap seorang pengemis kaya asal Kalimantan Selatan.

Meski menyandang disabilitas, namun pengemis itu ternyata datang ke Sampit menggunakan mobil sedan miliknya dan memiliki simpanan uang cukup banyak.