Ternyata! Kuliner Pasar Ramadan Pulang Pisau Aman Dikosumsi, Ini Penjelasan BPOM

id Kuliner Pasar Ramadan Pulang Pisau Aman Dikosumsi, Pulang Pisau, BPOM di Palangka Raya, Dinkes Pulpis, Trikoranti Mustikawati

Ternyata! Kuliner Pasar Ramadan Pulang Pisau Aman Dikosumsi, Ini Penjelasan BPOM

Kadinkes Pulpis dr Muliyanto (kiri) dan Kepala BPOM Palangka Raya, Kalteng Trikoranti Mustikawati memberikan keterangan hasil uji sample makanan dan minuman di Pasar Ramadan (Foto Antara Kalteng/Adi Waskito)

Pulang Pisau (Antara Kalteng) - Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Kalimantan Tengah, Trikoranti Mustikawati mengungkapkan kuliner yang dijual pedagang di Pasar Ramadan Kabupaten Pulang Pisau dinyatakan aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat setempat.

"Kami mengambil 12 sample makanan yang dijual di Pasar Ramadan masih memenuhi syarat aman untuk di kosumsi," kata Trikoranti di Pulang Pisau, Jumat.

Ia mengatakan, pihaknya juga masih melakukan pengujian lebih lanjut dan tidak hanya selama bulan Ramadan saja tetapi dilakukan secara berkala agar masyarakat menyadari bahaya menggunakan zat perwarna kimia maupun bahan pengawet yang bisa mengganggu kesehatan.

Pengujian 12 sample makanan dan minuman di Pasar Ramadan setempat, terang Trikoranti, adalah pengujian zat pewarna yang digunakan seperti Rodamin B dan Methanyl Yellow. Selain itu, pihaknya menguji apakah ada kandungan formalin dan borak yang ada pada bahan makanan dan minuman tersebut.

Penggunaan bahan pewarna dan pengawet akan sangat berbahaya apabila dikonsumsi secara terus menerus. Menurut Trikoranti, bahan-bahan tersebut dapat menyebabkan kanker dan ginjal. 

"Setiap orang berbeda-beda dan tidak bisa tentukan karena daya tahan tubuh serta berapa banyak mengkonsumsi zat pewarna atau bahan pengawet sangat mempengaruhi munculnya penyakit kanker," tandasnya.

Kepala Dinas Kesehatan Pulang Pisau, dr Muliyanto Budihardjo mengatakan bahwa pihaknya setiap turun ke daerah-daerah selalu mengingatkan masyarakat khususnya para pedagang untuk tidak menggunakan zat pewarna dan pengawet yang dapat mengganggu kesehatan.

"Kita memiliki tim tersendiri untuk memberikan sosialisasi atau penerangan kepada masyarakat tentang bahaya zat kimia itu apabila digunakan untuk pangan," terang Muliyanto.

Upaya pencegahan, papar Muliyanto, lebih banyak dilakukan oleh pihaknya dengan turun langsung ke lapangan. Tahun ini, hampir seluruhnya pedagang tidak menggunakan zat pewarna dan pengawet yang berbahaya bagi kesehatan.

Muliyanto mengungkapkan pengujian sample makanan ini sebagai antisipasi bagi pedagang dan masyarakat selaku konsumen terhadap penggunaan bahan-bahan berbahaya, sekaligus dalam rangka  untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. 

Bulan Ramadan, kata dia, sangat rentan terhadap masalah kesehatan dan beredarnya barang kedaluwarsa.

Dalam setiap proses dikeluarkannya Produksi Izin Rumah Tangga (PIRT), lanjut Muliyanto, pihaknya juga mengingatkan dan melakukan pembinaan kepada pedagang yang mengajukan izin. 

Hasilnya, terjadi peningkatan para pedagang yang memahami masalah tersebut sehingga seperti makanan dan minuman yang ada dalam Pasar Ramadan terjadi penurunan terhadap penggunaan zat-zat yang berbahaya itu.   

Satu tahun sekali, ucap Muliyanto, minimal dilakukan pertemuan. Dinas Kesehatan setempat juga menggratiskan PIRT bagi industri rumah tangga. Prinsipnya, industri rumah tangga mengajukan permohonan selanjutnya dicek oleh tim, apabila aman baru dikeluarkan izin.

Selain menguji sample makanan dan minuman, BPOM bersama Dinas Kesehatan setempat juga melakukan sweeping ke sejumlah pedagang penjual kebutuhan pokok di Pasar Patanak untuk memastikan tidak beredarnya barang kedaluwarsa selama bulan Ramadan, ditengah meningkatnya kebutuhan masyarakat.