Pemkab Barut Harapkan Bandara Muhammad Sidik Beroperasi 2018

id pemkab barut, Iwan Fikri, Pemkab Barut Harapkan Bandara Muhammad Sidik Beroperasi 2018

Pemkab Barut Harapkan Bandara Muhammad Sidik Beroperasi 2018

Bandara Haji Muhammad Sidik di Desa Trinsing Kecamatan Teweh Selatan Kabupaten Barito Utara dilihat dari udara. (Foto Antara Kalteng/Kasriadi)

Muara Teweh (Antara Kalteng) - Pemerintah Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah mengharapkan Bandar Udara Haji Muhammad Sidik di Desa Trinsing Kecamatan Teweh Selatan beroperasi tahun 2018 mendatang.

"Kita harapkan pembangunan lanjutan bandara tahun 2017 ini meski masih belum selesai secara keseluruhan, namun minimal bisa sudah fungsional tahun depan," kata Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Barito Utara (Barut) Iwan Fikri di Muara Teweh, Kamis.

Menurut Iwan, Kementerian Perhubungan tahun ini mengalokasikan dana melalui APBN untuk pembangunan lanjutan Bandara Haji Muhammad Sidik sebesar Rp19,4 miliar, dana tersebut diantaranya digunakan untuk penataan gedung terminal penumpang,

Pembuatan GSE road dan penataan area parkir depan terminal/landscape area terminal.

Kemudian pengadaan dan pemasangan "ground cable" gedung PH ke gedung operasional,pengadaan pemasangan "flood light" tiang ganda, pengadaan dan pemasangan AC untuk kantor dan gedung operasional, pengadaan dan pemasangan sirene lima PK termasuk kelengkapannya.

"Selain itu pengadaan mobil tangki air kapasitas 10 ribu liter, pengadaan hand mower serta pengadaan dan pemasangan pagar pengaman bandara," katanya.

Iwan mengatakan untuk tahun ini pembangunan lanjutan bandara melalui dana APBD kabupaten tidak ada, namun pemerintah daerah sedang mengurus pelepasan kawasan hutan yang dapat dikonversi (HPK) di lahan seluas 101 hektare bandara Haji Muhammad Sidik kepada pemerintah pusat.

Pengurusan pelepasan kawasan hutan ini untuk mendapatkan sertifikat tanah dari pertanahan yang kini sedang dalam proses di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI.

"Kita harapkan perijinan tersebut bisa terbit tahun ini juga," kata dia.

Saat ini panjang landasan pacu Bandara Haji Muhammad Sidik mencapai 1.400 meter yang dikerjakan pada tahap I, kemudian tahap II sudah mencapai 1.850 meter dan tahap III 2.050 meter dengan lebar 30 meter dilahan seluas kurang lebih 180 hektare.

Bandara baru ini untuk menggantikan bandara lama yakni Bandara Beringin Muara Teweh yang sudah tidak bisa dikembangkan lagi karena berada di kawasan penduduk.

"Total anggaran pembangunan bandara yang dibangun sejak 2006 lalu itu keseluruhan hingga beroperasi nantinya rencananya mencapai Rp253 miliar lebih yang berasal dari dana APBN dan APBD," jelas Iwan Fikri.