BI: Ekonomi Kalteng Triwulan-III Tumbuh 5,7 Persen

id BI Perwakilan Kalteng, Wuryanto, Ekonomi Kalteng Triwulan-III Tumbuh 5,7 Persen

BI: Ekonomi Kalteng Triwulan-III Tumbuh 5,7 Persen

Ilustrasi. (Istimewa)

Palangka Raya (Antara Kalteng) - Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Provinsi Kalimantan Tengah untuk triwulan-III tahun 2017 berada di angka 5,7 sampai 6,2 persen atau mengalami perlambatan dibandingkan triwulan-I yang mencapai 9,5 persen.

Pelambatan itu karena sisi permintaan pada komponen ekspor dan konsumsi pemerintah menjadi faktor penahan utama pertumbuhan ekonomi provinsi ini, kata kepala Tim Advisory dan Pengembangan Ekonomi BI Perwakilan Kalteng Setiap saat Diseminasi Hasil Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Kateng di Palangka Raya, Senin.

"Sisi penawaran, koreksi pertumbuhan sektor pertambangan dan penurunan kinerja sektor pertanian juga akan menahan pertumbuhan ekonomi Kalteng di triwulan-III tahun 2017 ini," tambah Setian mewakilkan Kepala BI Perwakilan Kalteng Wuryanto.

Ia mengatakan koreksi permintaan komoditas sektor pertambangan dari negara mitra dagang serta penurunan produksi komoditas pertanian akan menjadi faktor utama pelambatan komponen ekspor pada triwulan berjalan.

Setian yang juga Deputi Kepala Perwakilan BI Kalteng ini mengatakan keterlambatan fiskal pemerintah pusat diperkirakan masih akan berdampak pada rendahnya pendapatan transfer Pemerintah Provinsi Kalteng triwulan III tahun 2017.

"Dalam keterlambatan itu, komponen konsumsi rumah tangga tetap diperkirakan meningkat untuk triwulan III tahun 2017. Hal ini yang membuat pertumbuhan ekonomi Kalteng masih tetap berada di kisaran 5,7 - 6,2 persen," ujarnya.

Sementara untuk indeks tendensi konsumen (ITK)/inflasi Kalimantan Tengah untuk triwulan III diperkirakan akan berada di rentang 4,23 persen hingga 4,82 persen (year on year).

Koreksi harga komoditas pangan utama paska kenaikan harga di triwulan II tahun 2017 diperkirakan menjadi penahan utama tekanan inflasi kelompok ini. Adanya koreksi harga tarif angkutan udara paska adanya momen mudik lebaran juga akan menjadi faktor penahan tekanan inflasi kelompok ini.

"Sisi lain, tren harga kenaikan harga minyak dunia yang diperkirakan masih terjadi hingga akhir tahun 2017 akan memberikan tekanan pada kenaikan harga pada kelompok energi domestik," kata Setian.