Pemerintah Pusat Jangan "PHP" Pemindahan Ibu Kota, Kata Wagub Kalteng

id pemindahan ibu kota, wagub kalteng, Pemerintah Pusat Jangan PHP, Habib Said Ismail

Pemerintah Pusat Jangan "PHP" Pemindahan Ibu Kota, Kata Wagub Kalteng

Wakil Gubernur Kalimantan Tengah, Habib H Said Ismail (Foto Antara Kalteng/Rendhik Andika)

Kita minta kepada pemerintah pusat agar jangan PHP kita lagi. Dulu juga begitu tahun 2008, 2009, 2010 kita sudah banyak mendengar perpindahan ibukota pemerintahan ini...
Palangka Raya (Antara Kalteng) - Wakil Gubernur Kalimantan Tengah, Said Ismail meminta pemerintah pusat jangan hanya pemberi harapan palsu (PHP) terkait wacana pemindahan ibu kota negara ke Palangka Raya ibu kota Provinsi Kalteng.

"Kita minta kepada pemerintah pusat agar jangan PHP kita lagi. Dulu juga begitu tahun 2008, 2009, 2010 kita sudah banyak mendengar perpindahan ibukota pemerintahan ini. Sekarang ini kita minta kepastian dari pemerintah pusat," katanya di Palangka Raya, Selasa.

Orang nomor dua di provinsi "Bumi Tambun Bungai" itu mengatakan akan berkoordinasi dengan DPRD provinsi setempat untuk menyikapi keadaan tersebut.

"Dimana sih, Kalteng, Kalsel, atau Kaltim. Antara tiga ini belum dipastikan. Hari ini kita bicarakan juga dengan anggota DPRD untuk menyikapi masalah ini," katanya.

Dia pun menegaskan pemerintah Kalteng telah siap saat nantinya ditetapkan menjadi lokasi perpindahan ibukota negara.

Pihaknya beberapa kali juga telah bertemu dengan pemerintah pusat bahkan menurut dia, Gubernur Kalteng, Sugianto Sabran sempat beberapa kali menghadap presiden untuk berkomunikasi terkait wacana pemindahan ibukota negara ke Kalteng.

"Pemprov sudah siap. Sudah siapkan lahan-lahan yang diminta waktu Bappenas datang ke sini beberapa waktu lau. Mereka minta 300.000 hektare, kita dengan dinas kehutanan dan pemerintah daerah bahkan sudah siapkan 500.000 hektare," katanya.

Pernyataan tersebut diungkapkan dia usai acara Gelar Merah Putih di Bumi Tambun Bungai yang dilaksanakan di Kawasan Tugu Soekarno, Palangka Raya dan diinisiasi oleh Polda Kalteng.