BPS Catat Ekspor Komuditi Kalteng Naik 109 Persen

id BPS Kalteng, Hanif Yahya, BPS Catat Ekspor Komuditi Kalteng Naik 109 Persen

BPS Catat Ekspor Komuditi Kalteng Naik 109 Persen

Kepala BPS Kalteng, Hanif Yahya. (FOTO ANTARA Kalteng/Ronny NT)

Palangka Raya (Antara Kalteng) - Badan Pusat Statistik mencatat ekspor komuditi asal Provinsi Kalimantan Tengah periode Januari-Juni 2017 mengalami kenaikan signifikan hingga 521,81 juta dolar AS atau 109,95 persen dibandingkan periode sama tahun lalu.

Kenaikan itu terlihat dari total ekspor Januari-Juni 2017 mencapai 996,38 juta dollar AS, sedangkan di tahun 2016 hanya sebesar 474,57 juta dollar ASA, kata Kepala BPS Kalteng Hanif Yahya di Palangka Raya, Jumat.

"Sangat disayangkan tingginya nilai ekspor di tahun 2017 itu, hanya US$276,32 juta atau 27,72 persen melalui Kalimatan Tengah, sementara US$720,06 juta atau 72,27 persen lainnya dari Provinsi lain," ucapnya.

Selama Januari hingga Juni 2017 kelompok bahan bakar mineral mendominasi pangsa ekspor Kalteng yang jumlahnya mencapai US$595,37 juta atau 59,76 persen, disusul lemak dan minyak hewani/nabati senilai US$204,01 juta atau 20,47 persen.

Kemudian, lanjut Hanif, kelompok karet dan barang dari karet menyumbang ekspor Kalteng sebesar US$107,86 juta atau 10,83 persen, serta kayu dan barang dari kayu senilai US$57 juta atau 5,72 persen.

"Sementara untuk nilai ekspor pada kelompok komoditas lainnya senilai US$32,15 juta atau sebesar 3,22 persen. Itu perkembangan dan kelompok penyumbang ekspor di Kalteng selama Januari-Juni 2017," bebernya.

Sementara untuk ekspor Kalteng khusus di bulan Juni 2017 sebesar US$126,32 juta atau mengalami mengalami penurunan US$16,21 juta atau 11,38 persen dibandingkan Mei 2017 yang mencapai US$142,54 juta.

Kepala BPS Kalteng ini mengatakan, meski mengalami penurunan, namun kontribusi ekspor melalui Kalteng mengalami peningkatan dibandingkan Mei 2017. Hal itu terlihat dari nilai ekspor melalui Kalteng sebesar 88,47 persen dan provinsi lain mengalami penurunan sebesar 32,77 persen.

"Kalau kelompok penyumbang tertinggi itu bahan bakar mineral 54,33 persen, lemak dan nabati 25,02 persen, kayu dan barang dari kayu 8,54 persen, serta karet dan barang dari karet 7,55 persen," demikian Hanif.