Harga Karet Barito Utara Turun Jadi Rp6.300

id Karet barut, karet, harga karet turun

Harga Karet Barito Utara Turun Jadi Rp6.300

Seorang petani karet merendam karet di Sungai Barito di Desa Benao Kecamatan Lahei Barat Kabupaten Barito Utara. (FOTO ANTARA Kalteng/Kasriadi)

Muara Teweh (Antara Kalteng) - Harga karet di pedalaman Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, pada pertengahan Agustus 2017 turun tipis dari RP6.500 per kilogram menjadi Rp6.300/Kg.

"Turunnya harga karet membuat petani di daerah ini membuat mereka terpukul kembali, karena dalam sebulan terakhir sudah tiga kali mengalami kenaikan," kata Irwansyah, seorang petani karet di Kelurahan Jambu, Kecamatan Teweh Baru, Senin.

Irwansyah mengatakan posisi harga karet yang kembali turun RP200 ini cukup membuat petani lesu, dimana pada bulan lalu harga sempat naik Rp500.

Pedalaman Sungai Barito merupakan satu sentra kebun karet di Provinsi Kalimantan Tengah.

Turunnya harga karet ini merata terjadi pada sentra kebun karet di kabupaten ini. Produksi kebun karet rakyat dominan ditampung kalangan pedagang yang mendatangi kebun petani, atau lebih dikenal sebutan tengkulak.

"Ini juga bisa karena ulah tengkulak yang memang menguasai petani," katanya dan menambahkan para tengkulak mengaku patokan harga beli disesuaikan dengan posisi harga jualnya di kalangan pedagang atau pabrik di Banjarmasin, pusat pemerintahan Kalimantan Selatan.

"Masalahnya para petani daerah ini masih tergantung pada para tengkulak karena sampai sekarang belum ada pabrik karet, padahal hasil produksi karet petani cukup banyak," katanya.

Luas kebun karet rakyat di kabupaten juga dikenal kaya potensi sumber daya alam batu bara itu, tercatat 35.646 hektare dengan produksi karet kering mencapai 18.696 ton per tahun.

Kebun karet rakyat itu tersebar pada sembilan kecamatan di kabupaten tersebut.