Paskibra Diminta Jadi Pelopor Pencegahan Kebakaran Lahan

id pemkab kotim, sutoyo, Paskibra

Paskibra Diminta Jadi Pelopor Pencegahan Kebakaran Lahan

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kotim, Sutoyo saat menjadi narasumber di depan anggota Paskibraka, Minggu (13/8/2017) malam. (Foto Antara Kalteng/Norjani)

Sampit (Antara Kalteng) - Anggota Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalteng, diminta menjadi pelopor pencegahan dan penanggulangan bencana, khususnya kebakaran hutan dan lahan yang masih sering terjadi.

"Kepedulian pemuda sejak dini sangat dibutuhkan dalam pencegahan dan penanggulangan berbagai bencana di sekitar mereka, dimulai dari lingkungan rumah, sekolah, kampus dan di mana mereka berkerja nantinya," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kotawaringin Timur, Sutoyo di Sampit, Senin.

Saat ini ada ratusan bahkan ribuan pelajar sedang menjalani pelatihan menjadi Paskibra yang akan bertugas pada upacara hari ulang tahun Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus nanti di Kotawaringin Timur, mulai tingkat kelurahan, kecamatan hingga kabupaten. Mereka merupakan orang-orang pilihan yang dipercaya mewakili sekolah masing-masing.

Pesan ini juga disampaikan Sutoyo saat menjadi narasumber di hadapan 71 anggota Paskibra Kabupaten Kotawaringin Timur. Dia meminta seluruh anggota Paskibra peduli terhadap lingkungan sekitar dan turut melakukan pencegahan.

Anggota Paskibra memiliki peran dan tanggung jawab terhadap masyarakat. Sebagai orang pilihan, anggota Paskibra harus memiliki kepedulian tinggi, setidaknya terhadap lingkungan di sekitarnya.

Hampir seluruh wilayah di Kotawaringin Timur rawan kebakaran lahan. Anggota Paskibra diharapkan membantu pemerintah mengajak masyarakat untuk mencegah dan menanggulangi kebakaran hutan dan lahan.

Masyarakat Kotawaringin Timur sudah merasakan dampak bencana asap yang mengganggu hampir semua sektor kehidupan pada tahun 2015 lalu. Untuk itulah semua pihak harus peduli dan berperan dalam mencegah dan menanggulangi kebakaran hutan dan lahan.

"Revolusi mental para pemuda-pemudi, khususnya Paskibra sangatlah penting karena mereka adalah orang-orang terpilih dari yang terbaik di masing-masing sekolah yang nantinya menjadi penerus daerah dan Bangsa Indonesia. Kalau bukan mereka dan kita semua, siapa lagi yang menjaga bumi yang merupakan rumah kita. Kalau rumah kita, berarti tanggung jawab kita untuk menjaganya supaya terhindar dari berbagai bencana," harap Sutoyo yang juga pengurus Karang Taruna Kotawaringin Timur.

Sutoyo menilai, penyuluhan harus terus dilakukan karena rasa kepedulian pemuda terhadap penderitaan orang lain sekarang ini mulai merosot karena tergerus oleh hadirnya teknologi seperti telepon selular dan lainnya.

Untuk itulah semua pihak harus menanamkan sejak dini, mengetuk hati dan perasaan generasi muda supaya rasa kepedulian mereka tumbuh, berkembang dan dengan ikhlas bergabung dengan instansi atau organisasi kemasyarakatan yang ada di sekitar mereka.