Nanga Bulik (Antara Kalteng) - Sejumlah wilayah di Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah, diperkirakan masih akan mengalami banjir karena Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan kemarau basah terus berlanjut hingga Oktober 2017.
Semua pihak harapannya selalu waspada dalam beraktivitas dan bepergian keluar rumah dengan jarak yang jauh agar dapat memprediksi dan mengkalkulasi kemungkinan terburuk, kata Wakil Bupati Lamandau Provinsi Kalimantan Tengah, Sugiyarto di Nanga Bulik, Senin.
"Kemarau basah karakter perubahan cuacanya sangat cepat. Bisa itu dari panas tiba-tiba hujan, maupun sebaliknya. Jadi, masyarakat diimbau agar senantiasa selalu waspada terhadap curah hujan dengan intensitas tinggi yang memungkinkan sekali turun tiba-tiba," ucapnya.
Sebenarnya prediksi BKMG terkait musik kemarau basah dapat dilihat dan dirasakan. Sebab, pada April hingga Oktober Kabupaten Lamandau seharusnya mengalami kemarau kering, namun kenyataannya sekarang ini masih seringkali terjadi curah hujan yang cukup tinggi sehingga menimbulkan beberapa tempat di kabupaten berjuluk "Bumi Bahaum Bakuba" ini mengalami banjir.
Sugiyarto mengatakan secara ilmiah penyebab kemarau basah inipun disebabkan banyak hal, khususnya suhu perairan di sejumlah daerah yang hangat, sedangkan suhu hangat akan menghasilkan uap air yang cepat.
"Musim kemarau basah inipun bisa juga disebabkan bahwa di wilayah tersebut ada terdapat daerah pusaran angin dan daerah bertekanan rendah, sehingga sangat mendukung cepatnya pertumbuhan awan-awan hujan. Informasi ini kita dapat dari pihak BMKG, jadi mari sama-sama waspada," kata Sugiyarto.
Sebelumnya, Asisten II Setda Kabupaten Lamandau Loderman mengatakan banjir setinggi dua meter terjadi di Desa Lopus dan Desa Nyalang Kecamatan Delang. Banjirnya dua desa tersebut membuat Jalan Trans Kalimantan Poros Selatan yang menghubungkan Provinsi Kalimantan Tengah dengan Kalimantan Barat sulit dilalui.
Akibat banjir tersebut, ada beberapa kendaraan seperti bus Damri dan kendaraan umum lainnya terhenti karena tidak dapat melintasinya. Sementara mengenai terjadinya banjir di dua desa di Kabupaten Lamandau itu diduga karena meluapnya air sungai Delang lantaran hujan lebat yang terus terjadi selama 2 hari berturut-turut.
"Kalau penyebab pastinya saya kurang paham. Nanti saya akan berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lamandau agar diambil langkah-langkah antisipasi," kata Loderman.
Berita Terkait
DPRD Kapuas menerima LKPJ bupati Kapuas 2023
Jumat, 29 Maret 2024 10:49 Wib
Lewati jalan rusak saat Safari Ramadhan di Baamang, Bupati Kotim perintahkan diperbaiki
Jumat, 29 Maret 2024 4:51 Wib
Barut paparkan pembangunan pada rakor optimalisasi pemerintahan
Kamis, 28 Maret 2024 21:23 Wib
Bupati Kotim ingatkan 838 PPPK baru tidak ajukan pindah tugas
Kamis, 28 Maret 2024 19:17 Wib
THR ASN dan tenaga kontrak Kotim dibayar 2 April
Kamis, 28 Maret 2024 18:51 Wib
Pemkab Kotim terus upayakan jalan alternatif menuju Pelabuhan Bagendang
Rabu, 27 Maret 2024 7:14 Wib
Mediasi sengketa sawit, Bupati Kotim minta jangan ada tindakan anarkis
Rabu, 27 Maret 2024 5:23 Wib
Penjabat Bupati Bartim serahkan SK kepada ratusan PPPK
Selasa, 26 Maret 2024 16:15 Wib