Jakarta (Antara Kalteng) - Sebagai keturunan asli Betawi, Dewi Sandra tak pernah merasakan seru dan hebohnya mudik ke kampung halaman setiap Lebaran tiba.
Mudik identik dengan macet, tak jarang para pemudik harus rela kelelahan di jalan demi menghabiskan hari raya dengan keluarga besar.
"Di satu sisi aku kasihan, tapi penasaran juga bagaimana sih rasanya pulang kampung?" tutur Dewi di Jakarta beberapa waktu lalu.
Mudik identik dengan macet, tak jarang para pemudik harus rela kelelahan di jalan demi menghabiskan hari raya dengan keluarga besar.
"Di satu sisi aku kasihan, tapi penasaran juga bagaimana sih rasanya pulang kampung?" tutur Dewi di Jakarta beberapa waktu lalu.
Rasa ingin tahu itu semakin besar terutama bila kampung halaman yang dituju benar-benar di pedesaan, dengan pemandangan sawah menghampar di bawah luasnya langit biru. Alhasil dia hanya bisa menikmati suasana mudik dari foto-foto yang diunggah orang di dunia maya.
"Bersyukurlah kalau masih ada kampung," ujar dia.
Di Jakarta, selama lebaran Dewi biasanya bersilaturahmi dengan keluarga besar, mengunjungi saudara-saudaranya. Sungkeman jadi aktivitas wajib usai shalat ied berjamaah di masjid.
Soal makanan, Dewi mengatakan menu lebaran di rumah tidak berbeda dengan sebagian besar orang: opor ayam dan ketupat.
Lebaran juga identik dengan angpau yang membuat anak-anak kecil bersuka cita karena mendapat uang jajan tambahan dari sana-sini.
Dewi berseloroh, anak-anak zaman sekarang sudah mengenal uang sampai mereka meminta secara khusus nominal berapa yang diinginkan.
"Enggak mau uang warna biru, mintanya warna merah, terus enggak mau selembar," kata Dewi seraya tertawa.