Jenewa (Antara/Xinhua) - Merek jam tangan Swiss, Rolex, menempati urutan teratas dalam peringkat merek paling terkemuka di dunia selama tiga tahun berturut-turut, demikian hasil survei Reputation Institute dalam Global RepTrack 100 tahunannya.
Rolex mengalahkan perusahaan mainan Denmark, Lego, untuk posisi teratas dan perusahaan-perusahaan lainnya di lima besar adalah Google di urutan ketiga, Canon pada posisi keempat dan The Walt Disney Company berada di urutan kelima.
Pabrik makanan Swiss, Nestle, melonjak 21 tempat ke peringkat 33.
"Gelembung reputasi telah meledak, perusahaan-perusahaan mengalami penurunan rata-rata 1,4 poin di seluruh dunia, merupakan penurunan besar pertama sejak akhir resesi besar akhir tahun 2000-an, kata Direktur Penelitian Reputation Institute, Stephen Hahn-Griffiths.
Reputation Institute menyusun daftar dalam Global RepTrack 100 tahunannya, setelah mensurvei lebih dari 230.000 orang di 15 negara untuk menentukan peringkat beberapa perusahaan terbesar di dunia.
Penentuan reputasinya didasarkan pada beberapa kriteria seperti standar etika, transparansi dan nilai produk, kata lembaga tersebut dalam sebuah pernyataan.
Dalam survei ini dihasilkan juga peringkat komparatif, tren demografis, dan wawasan unik tentang dinamika di balik dampak reputasi.
"Dari survei ini ada terjadi krisis kepercayaan yang berkembang di dunia, terutama di kalangan perusahaan-perusahaan besar yang menghasilkan rekor keuntungan. Perusahaan-perusahaan ini semakin dinilai berdasarkan aspek moralitas dan etika mereka," kata Hahn-Griffiths.
Rolex mengalahkan perusahaan mainan Denmark, Lego, untuk posisi teratas dan perusahaan-perusahaan lainnya di lima besar adalah Google di urutan ketiga, Canon pada posisi keempat dan The Walt Disney Company berada di urutan kelima.
Pabrik makanan Swiss, Nestle, melonjak 21 tempat ke peringkat 33.
"Gelembung reputasi telah meledak, perusahaan-perusahaan mengalami penurunan rata-rata 1,4 poin di seluruh dunia, merupakan penurunan besar pertama sejak akhir resesi besar akhir tahun 2000-an, kata Direktur Penelitian Reputation Institute, Stephen Hahn-Griffiths.
Reputation Institute menyusun daftar dalam Global RepTrack 100 tahunannya, setelah mensurvei lebih dari 230.000 orang di 15 negara untuk menentukan peringkat beberapa perusahaan terbesar di dunia.
Penentuan reputasinya didasarkan pada beberapa kriteria seperti standar etika, transparansi dan nilai produk, kata lembaga tersebut dalam sebuah pernyataan.
Dalam survei ini dihasilkan juga peringkat komparatif, tren demografis, dan wawasan unik tentang dinamika di balik dampak reputasi.
"Dari survei ini ada terjadi krisis kepercayaan yang berkembang di dunia, terutama di kalangan perusahaan-perusahaan besar yang menghasilkan rekor keuntungan. Perusahaan-perusahaan ini semakin dinilai berdasarkan aspek moralitas dan etika mereka," kata Hahn-Griffiths.