Probolinggo (Antaranews Kalteng) - Kepala Seksi Wilayah I Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Sarmin mengatakan Gunung Bromo masih aman dikunjungi oleh wisatawan karena tidak ada peningkatan signifikan terhadap aktivitas vulkanik gunung yang memiliki ketinggian 2.329 meter dari permukaan laut (mdpl) karena hingga kini statusnya masih tetap pada level II atau waspada.
"Kunjungan wisatawan di Gunung Bromo masih stabil dan jumlah wisatawan sekitar 300 orang dari sejumlah pintu masuk," katanya saat dihubungi di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
Ia mengaku kaget dengan sejumlah pemberitaan yang menyebutkan bahwa status Gunung Bromo naik dari waspada menjadi siaga, sehingga petugas TNBTS melakukan pengecekan ke lokasi dan berkoordinasi dengan petugas Pos Pantau Gunung Api Bromo di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo.
"Hasil konfirmasi kepada petugas PPGA Bromo menyebutkan bahwa status Gunung Bromo masih waspada dan tidak ada peningkatan aktivitas vulkanik, sehingga kami juga memberikan klarifikasi kepada sejumlah media dan aktivitas wisata Gunung Bromo masih tetap aman dikunjungi wisatawan baik domestik maupun mancanegara," tuturnya.
Menurutnya aktivitas erupsi dan embusan Gunung Bromo menjadi hal yang wajar dan biasa untuk aktivitas vulkanik gunung yang berstatus waspada, sehingga secara umum kondisi Bromo masih kondusif untuk aktivitas wisata dan berharap hal tersebut tidak mempengaruhi kunjungan wisatawan.
"Pemberitaan yang tidak benar tentang aktivitas Gunung Bromo dikhawatirkan akan menurunkan kunjungan wisatawan karena Bromo merupakan salah satu destinasi wisata andalan di Jawa Timur yang sangat diminati wisatawan mancanegara," katanya.
Ia mengatakan kondisi cuaca di sekitar Gunung Bromo saat ini cerah berawan, mendung disertai hujan gerimis, dengan tiupan angin lemah ke arah timur laut, timur, tenggara, selatan, barat daya, dan barat, dengan suhu rata-rata 12-20 derajat celcius.
Secara visual, Gunung Bromo terlihat jelas, dengan kabut atau asap awan bertekanan lemah hingga sedang. Asap awan tersebut teramati berwarna putih dan cokelat, dengan intensitas tipis, sedang, hingga tebal, dengan tinggi 50-700 meter di atas puncak kawah.
Sementara dari laman Kementerian ESDM dalam siaran persnya yang ditulis pada 19 Februari 2019 menyebutkan Pos Pengamatan Gunung Api Gunung Bromo di Jawa Timur melaporkan bahwa telah terjadi embusan menerus disertai abu tipis di Gunung Bromo pada Senin (18/2).
"Tinggi kolom abu teramati kurang lebih 600 meter di atas puncak (kurang lebih 2.929 meter di atas permukaan laut)." kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kasbani dalam siaran persnya di Jakarta.
PVMBG mencatat, kolom abu teramati berwarna putih hingga coklat dengan intensitas tipis, sedang, hingga tebal condong ke arah barat dan barat daya. Kemudian berdasarkan rekaman dari seismograf di pos pemantau, gempa embusan terekam berupa tremor terus menerus dengan amplitudo 0,5-1mm dominan 1mm.
Tingkat aktivitas Gunung Bromo masih berada di Level II (Waspada), sehingga PVMBG mengimbau kepada masyarakat sekitar Gunung Bromo, pengunjung, wisatawan, maupun pendaki agar tidak memasuki kawasan kawah aktif Gunung Bromo dalam radius 1 kilometer.
"Kunjungan wisatawan di Gunung Bromo masih stabil dan jumlah wisatawan sekitar 300 orang dari sejumlah pintu masuk," katanya saat dihubungi di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
Ia mengaku kaget dengan sejumlah pemberitaan yang menyebutkan bahwa status Gunung Bromo naik dari waspada menjadi siaga, sehingga petugas TNBTS melakukan pengecekan ke lokasi dan berkoordinasi dengan petugas Pos Pantau Gunung Api Bromo di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo.
"Hasil konfirmasi kepada petugas PPGA Bromo menyebutkan bahwa status Gunung Bromo masih waspada dan tidak ada peningkatan aktivitas vulkanik, sehingga kami juga memberikan klarifikasi kepada sejumlah media dan aktivitas wisata Gunung Bromo masih tetap aman dikunjungi wisatawan baik domestik maupun mancanegara," tuturnya.
Menurutnya aktivitas erupsi dan embusan Gunung Bromo menjadi hal yang wajar dan biasa untuk aktivitas vulkanik gunung yang berstatus waspada, sehingga secara umum kondisi Bromo masih kondusif untuk aktivitas wisata dan berharap hal tersebut tidak mempengaruhi kunjungan wisatawan.
"Pemberitaan yang tidak benar tentang aktivitas Gunung Bromo dikhawatirkan akan menurunkan kunjungan wisatawan karena Bromo merupakan salah satu destinasi wisata andalan di Jawa Timur yang sangat diminati wisatawan mancanegara," katanya.
Ia mengatakan kondisi cuaca di sekitar Gunung Bromo saat ini cerah berawan, mendung disertai hujan gerimis, dengan tiupan angin lemah ke arah timur laut, timur, tenggara, selatan, barat daya, dan barat, dengan suhu rata-rata 12-20 derajat celcius.
Secara visual, Gunung Bromo terlihat jelas, dengan kabut atau asap awan bertekanan lemah hingga sedang. Asap awan tersebut teramati berwarna putih dan cokelat, dengan intensitas tipis, sedang, hingga tebal, dengan tinggi 50-700 meter di atas puncak kawah.
Sementara dari laman Kementerian ESDM dalam siaran persnya yang ditulis pada 19 Februari 2019 menyebutkan Pos Pengamatan Gunung Api Gunung Bromo di Jawa Timur melaporkan bahwa telah terjadi embusan menerus disertai abu tipis di Gunung Bromo pada Senin (18/2).
"Tinggi kolom abu teramati kurang lebih 600 meter di atas puncak (kurang lebih 2.929 meter di atas permukaan laut)." kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kasbani dalam siaran persnya di Jakarta.
PVMBG mencatat, kolom abu teramati berwarna putih hingga coklat dengan intensitas tipis, sedang, hingga tebal condong ke arah barat dan barat daya. Kemudian berdasarkan rekaman dari seismograf di pos pemantau, gempa embusan terekam berupa tremor terus menerus dengan amplitudo 0,5-1mm dominan 1mm.
Tingkat aktivitas Gunung Bromo masih berada di Level II (Waspada), sehingga PVMBG mengimbau kepada masyarakat sekitar Gunung Bromo, pengunjung, wisatawan, maupun pendaki agar tidak memasuki kawasan kawah aktif Gunung Bromo dalam radius 1 kilometer.