Jakarta (ANTARA) - PT Pindad (Persero) siap mengekspor peluru/munisi dan kendaraan tempur ke tiga negara, yaitu Thailand, Bangladesh, dan Amerika Serikat pada tahun ini, kata Direktur Bisnis Produk Pertahanan dan Keamanan PT Pindad Wijil Jadmiko Budi di Bandung, Jawa Barat, Selasa.
“Untuk ekspor, hari ini kita sudah mendapatkan (surat pemesanan untuk) munisi 5.56 milimeter dari Thailand, dan munisi sekitar 10.000 butir untuk (jenis kaliber) 9 mm dan 5.56 mm,” terang Wijil saat sesi temu wartawan rombongan “defence tour” bersama pejabat Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemhan RI).
Dalam pertemuan itu, yang turut dihadiri oleh Direktur Umum PT Pindad Abraham Mose dan Kepala Biro Hubungan Masyarakat Sekretariat Jenderal Kementerian Pertahanan Marsekal Pertama (Marsma) TNI Penny Radjendra, Wijil menerangkan perusahaan juga akan mengekspor 5.000 butir granat tangan ke Thailand.
PT Pindad juga masih mengurus perizinan ekspor 3.000 munisi kaliber 9 mm dan 3.000 butir peluru kaliber 5.56 mm, kata Wijil.
Sementara itu, PT Pindad, yang merupakan badan usaha milik negara (BUMN), juga memasuki tahap akhir ekspor enam unit kendaraan tempur model Anoa
“Kami lagi proses akhir di Bangladesh. Kami akan support (mendukung alat pertahanan Bangladesh dengan) enam unit Anoa dan kami juga akan tawarkan senjata laras, dan 556 (unit) senjata (senapan serbu model) SS2. Tapi yang waktu dekat (akan terealisasi ekspor) enam unit Anoa,” kata Wijil.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Umum PT Pindad Abraham Mose mengatakan Filipina juga menunjukkan minat membeli kendaraan tempur jenis medium tank Harimau.
Namun, proses penawaran dan lelang masih terhambat oleh pandemi COVID-19.
“Sudah cukup lama (Filipina menunjukkan ketertarikan terhadap Harimau), hanya (adanya) pandemi COVID-19 menyebabkan lelangnya diundur terus. Selain itu, (Harimau) juga diminta oleh Bangladesh, selain Anoa,” sebut Abraham.
Dalam pertemuan di kantor pusat PT Pindad di Bandung, Selasa, Abraham turut memastikan perusahaan akan mengutamakan produksi sejumlah pesanan dari Kementerian Pertahanan pada tahun ini.
Beberapa produk buatan Pindad yang dipesan Kemhan, antara lain munisi sebanyak empat miliar butir dan 25.000 pucuk senjata, serta beberapa kendaraan taktis dan kendaraan tempur.
“Untuk ekspor, hari ini kita sudah mendapatkan (surat pemesanan untuk) munisi 5.56 milimeter dari Thailand, dan munisi sekitar 10.000 butir untuk (jenis kaliber) 9 mm dan 5.56 mm,” terang Wijil saat sesi temu wartawan rombongan “defence tour” bersama pejabat Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemhan RI).
Dalam pertemuan itu, yang turut dihadiri oleh Direktur Umum PT Pindad Abraham Mose dan Kepala Biro Hubungan Masyarakat Sekretariat Jenderal Kementerian Pertahanan Marsekal Pertama (Marsma) TNI Penny Radjendra, Wijil menerangkan perusahaan juga akan mengekspor 5.000 butir granat tangan ke Thailand.
PT Pindad juga masih mengurus perizinan ekspor 3.000 munisi kaliber 9 mm dan 3.000 butir peluru kaliber 5.56 mm, kata Wijil.
Sementara itu, PT Pindad, yang merupakan badan usaha milik negara (BUMN), juga memasuki tahap akhir ekspor enam unit kendaraan tempur model Anoa
“Kami lagi proses akhir di Bangladesh. Kami akan support (mendukung alat pertahanan Bangladesh dengan) enam unit Anoa dan kami juga akan tawarkan senjata laras, dan 556 (unit) senjata (senapan serbu model) SS2. Tapi yang waktu dekat (akan terealisasi ekspor) enam unit Anoa,” kata Wijil.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Umum PT Pindad Abraham Mose mengatakan Filipina juga menunjukkan minat membeli kendaraan tempur jenis medium tank Harimau.
Namun, proses penawaran dan lelang masih terhambat oleh pandemi COVID-19.
“Sudah cukup lama (Filipina menunjukkan ketertarikan terhadap Harimau), hanya (adanya) pandemi COVID-19 menyebabkan lelangnya diundur terus. Selain itu, (Harimau) juga diminta oleh Bangladesh, selain Anoa,” sebut Abraham.
Dalam pertemuan di kantor pusat PT Pindad di Bandung, Selasa, Abraham turut memastikan perusahaan akan mengutamakan produksi sejumlah pesanan dari Kementerian Pertahanan pada tahun ini.
Beberapa produk buatan Pindad yang dipesan Kemhan, antara lain munisi sebanyak empat miliar butir dan 25.000 pucuk senjata, serta beberapa kendaraan taktis dan kendaraan tempur.