Palangka Raya (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi III bidang Pendidikan dan Kesehatan DPRD Kalimantan Tengah Siti Nafsiah, mengharapkan semua pihak jangan panik berlebihan dalam menyikapi adanya siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kota Palangka Raya, yang terpapar COVID-19.
Perlu dilihat terlebih dahulu apakah siswa tersebut terpapar COVID-19 karena mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah atau justru berasal dari rumah, kata Siti Nafsiah saat dihubungi di Palangka Raya, Jumat.
"Jadi, jangan terburu-buru menyimpulkan dan menyikapinya dengan menutup sekolah. Alangkah baiknya disikapi secara bijaksana dan PTM tetap bisa dilanjutkan," ucapnya.
Menurut dia, wajar saja apabila ada yang kurang dalam pelaksanaan PTM di masing-masing sekolah. Sebab, PTM baru dilaksanakan dan para siswa masih beradaptasi dengan proses belajar mengajar di masa pandemi COVID-19.
Wakil rakyat Kalteng dari daerah pemilihan I meliputi Kota Palangka Raya, Kabupaten Katingan dan Gunung Mas itu meyakini, seiring berjalannya waktu, para siswa akan terbiasa dan semakin patuh serta disiplin dalam terhadap protokol kesehatan dalam mencegah penyebaran COVID-19.
"Alangkah baiknya PTM tetap saja dilaksanakan, sembari protokol kesehatan diperketat. Jangan dikit-dikit menutup aktivitas sekolah. Kasihan pihak sekolah dan para siswa yang sudah mempersiapkan PTM itu," kata Siti Nafsiah.
Sebelumnya, Plt Kepala Dinas Pendidikan Kalteng Ahmad Syaifudin menegaskan bahwa SMAN 1 Kota Palangka Raya tidak dilockdown, melainkan hanya menghentikan sementara aktivitas belajar mengajar akibat ada salah seorang siswa terpapar COVID-19.
Dia mengatakan, penghentian sementara itu untuk rapid test terhadap teman sekelas dari siswa yang terpapar. Dari hasil rapid test itu nantinya bisa diambil langkah-langkah pencegahan, termasuk apakah PTM dihentikan selama sepekan, atau melanjutkannya.
Apaobila hasilnya nanti tidak terlalu parah, maka pada tanggal 7 Februari 2022, SMAN 1 Palangka Raya akan kembali dilaksanakan Pembelajaran tatap muka (PTM). Di mana 50 persen dari jumlah siswa belajar di sekolah, dan 50 persen lainnya di rumah.
"Kita masih menunggu hasil dari Rapid test hari ini. Kalau ada lagi siswa yang terkonfirmasi positif COVID-19, maka sesuai aturan, PTM di sekolah tersebut ditiadakan selama seminggu," demikian Ahmad Syaifudin.
Baca juga: Siswa terpapar COVID-19, Kadisdik Kalteng bantah SMAN 1 di 'lockdown'
Baca juga: DPRD Kalteng: Kembalikan kewenangan penerbitan izin galian C ke daerah
Perlu dilihat terlebih dahulu apakah siswa tersebut terpapar COVID-19 karena mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah atau justru berasal dari rumah, kata Siti Nafsiah saat dihubungi di Palangka Raya, Jumat.
"Jadi, jangan terburu-buru menyimpulkan dan menyikapinya dengan menutup sekolah. Alangkah baiknya disikapi secara bijaksana dan PTM tetap bisa dilanjutkan," ucapnya.
Menurut dia, wajar saja apabila ada yang kurang dalam pelaksanaan PTM di masing-masing sekolah. Sebab, PTM baru dilaksanakan dan para siswa masih beradaptasi dengan proses belajar mengajar di masa pandemi COVID-19.
Wakil rakyat Kalteng dari daerah pemilihan I meliputi Kota Palangka Raya, Kabupaten Katingan dan Gunung Mas itu meyakini, seiring berjalannya waktu, para siswa akan terbiasa dan semakin patuh serta disiplin dalam terhadap protokol kesehatan dalam mencegah penyebaran COVID-19.
"Alangkah baiknya PTM tetap saja dilaksanakan, sembari protokol kesehatan diperketat. Jangan dikit-dikit menutup aktivitas sekolah. Kasihan pihak sekolah dan para siswa yang sudah mempersiapkan PTM itu," kata Siti Nafsiah.
Sebelumnya, Plt Kepala Dinas Pendidikan Kalteng Ahmad Syaifudin menegaskan bahwa SMAN 1 Kota Palangka Raya tidak dilockdown, melainkan hanya menghentikan sementara aktivitas belajar mengajar akibat ada salah seorang siswa terpapar COVID-19.
Dia mengatakan, penghentian sementara itu untuk rapid test terhadap teman sekelas dari siswa yang terpapar. Dari hasil rapid test itu nantinya bisa diambil langkah-langkah pencegahan, termasuk apakah PTM dihentikan selama sepekan, atau melanjutkannya.
Apaobila hasilnya nanti tidak terlalu parah, maka pada tanggal 7 Februari 2022, SMAN 1 Palangka Raya akan kembali dilaksanakan Pembelajaran tatap muka (PTM). Di mana 50 persen dari jumlah siswa belajar di sekolah, dan 50 persen lainnya di rumah.
"Kita masih menunggu hasil dari Rapid test hari ini. Kalau ada lagi siswa yang terkonfirmasi positif COVID-19, maka sesuai aturan, PTM di sekolah tersebut ditiadakan selama seminggu," demikian Ahmad Syaifudin.
Baca juga: Siswa terpapar COVID-19, Kadisdik Kalteng bantah SMAN 1 di 'lockdown'
Baca juga: DPRD Kalteng: Kembalikan kewenangan penerbitan izin galian C ke daerah