Jakarta (ANTARA) - Pelatih tim nasional (timnas) Belanda, Louis van Gaal mengatakan pada Senin bahwa dia sedang berjuang melawan kanker prostat.
Berbicara di acara televisi Belanda Humberto, mantan pelatih Manchester United dan Barcelona tersebut mengungkapkan diagnosisnya, tetapi dia berencana untuk melanjutkan peran sebagai pelatih The Oranje.
"Setiap periode selama saya sebagai pelatih tim nasional saya harus pergi di malam hari untuk pergi ke rumah sakit tanpa sepengetahuan para pemain sampai sekarang. Sambil berpikir saya sehat. Namun, ternyata tidak," kata pelatih berusia 70 tahun itu yang dikutip Reuters.
Baca juga: Louis van Gaal ditunjuk sebagai pelatih baru
"Anda tidak mati karena kanker prostat, setidaknya dalam sembilan puluh persen kasus. Biasanya penyakit lain yang disepelekan yang membunuh Anda. Namun, saya memiliki bentuk (kanker) yang cukup agresif, dirawat 25 kali. Kemudian Anda harus mengurus banyak hal terus menjalani hidup."
"Saya memang mendapat perlakuan istimewa di rumah sakit. Saya diizinkan masuk melalui pintu belakang ketika saya pergi untuk membuat janji dan langsung dibawa ke ruangan lain. Saya telah diperlakukan dengan luar biasa."
Dalam masa jabatan ketiganya sebagai pelatih Belanda, Van Gaal telah membawa negaranya ke Piala Dunia di Qatar, di mana mereka akan menghadapi tuan rumah, Senegal dan Ekuador di babak penyisihan grup akhir tahun ini.
Baca juga: Mantan pelatih MU putuskan pensiun dari sepak bola
Karier manajemennya telah berlangsung hampir empat dekade. Van Gaal telah memenangkan gelar liga domestik bersama Barcelona, Ajax Amsterdam, Bayern Muenchen dan AZ Alkmaar.
Dia menghabiskan dua musim di Manchester United, memimpin klub itu meraih kemenangan Piala FA pada 2016 sebelum dipecat beberapa hari kemudian.
Baca juga: Tujuh 'Dosa' Louis van Gaal Hingga Dipecat MU
Baca juga: Louis van Gaal Meredam Murka Fans Manchester United
Baca juga: Van Gaal Desak MU Lebih Hati-Hati
Berbicara di acara televisi Belanda Humberto, mantan pelatih Manchester United dan Barcelona tersebut mengungkapkan diagnosisnya, tetapi dia berencana untuk melanjutkan peran sebagai pelatih The Oranje.
"Setiap periode selama saya sebagai pelatih tim nasional saya harus pergi di malam hari untuk pergi ke rumah sakit tanpa sepengetahuan para pemain sampai sekarang. Sambil berpikir saya sehat. Namun, ternyata tidak," kata pelatih berusia 70 tahun itu yang dikutip Reuters.
Baca juga: Louis van Gaal ditunjuk sebagai pelatih baru
"Anda tidak mati karena kanker prostat, setidaknya dalam sembilan puluh persen kasus. Biasanya penyakit lain yang disepelekan yang membunuh Anda. Namun, saya memiliki bentuk (kanker) yang cukup agresif, dirawat 25 kali. Kemudian Anda harus mengurus banyak hal terus menjalani hidup."
"Saya memang mendapat perlakuan istimewa di rumah sakit. Saya diizinkan masuk melalui pintu belakang ketika saya pergi untuk membuat janji dan langsung dibawa ke ruangan lain. Saya telah diperlakukan dengan luar biasa."
Dalam masa jabatan ketiganya sebagai pelatih Belanda, Van Gaal telah membawa negaranya ke Piala Dunia di Qatar, di mana mereka akan menghadapi tuan rumah, Senegal dan Ekuador di babak penyisihan grup akhir tahun ini.
Baca juga: Mantan pelatih MU putuskan pensiun dari sepak bola
Karier manajemennya telah berlangsung hampir empat dekade. Van Gaal telah memenangkan gelar liga domestik bersama Barcelona, Ajax Amsterdam, Bayern Muenchen dan AZ Alkmaar.
Dia menghabiskan dua musim di Manchester United, memimpin klub itu meraih kemenangan Piala FA pada 2016 sebelum dipecat beberapa hari kemudian.
Baca juga: Tujuh 'Dosa' Louis van Gaal Hingga Dipecat MU
Baca juga: Louis van Gaal Meredam Murka Fans Manchester United
Baca juga: Van Gaal Desak MU Lebih Hati-Hati