Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa daya terima rakyat sangat besar kepada bakal calon presiden (capres) Ganjar Pranowo.
Hasto mengatakan hal itu berdasarkan hasil survei Litbang Kompas yang menunjukkan elektabilitas Ganjar Pranowo mencapai 31,8 persen; disusul Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebesar 27,8 persen dan mantan gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebanyak 15,6 persen.
"Selisih keunggulan Ganjar 4 persen lebih tinggi dari Prabowo. Ini menunjukkan daya terima rakyat yang begitu besar terhadap Ganjar Pranowo seiring dengan tingkat dikenal yang makin luas," kata Hasto dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.
Oleh karena itu, PDI Perjuangan optimistis terhadap gerak bangkit kembali (rebound) elektoral Ganjar Pranowo. Dalam kajian internal melalui diskusi kelonpok terfokus (FGD), rakyat sudah melihat adanya perbedaan karakter antara Ganjar Pranowo dan bakal capres lainnya.
Baca juga: Survei Indikator: Ganjar dan Prabowo bersaing ketat, Anies urutan ke-3
Menurut Hasto, doktrin penggalangan "Ganjar untuk Semua" dan pentingnya kesinambungan dengan Presiden Joko Widodo membuat program "Gerak Cepat Indonesia Maju" semakin dikenal.
Kemudian, lanjutnya, keberhasilan Ganjar sebagai gubernur Jawa Tengah dalam mengentaskan 1 juta orang miskin, program beli tanah dapat rumah, serta karakter kepemimpinan yang merakyat dengan gemar blusukan dan tinggal di rumah warga menjadi poin kuat dari kepemimpinan Ganjar.
"Jadi, Ganjar dikenal dengan komitmennya yang pro-kesejahteraan rakyat. Karena itulah, Ganjar dipersepsikan paling kuat sebagai sosok yang melanjutkan kepemimpinan Jokowi," kata Hasto.
Baca juga: Survei Indikator: Prabowo unggul di generasi Z, milenial, baby boomers
Dengan kenaikan elektoral Ganjar Pranowo tersebut, menurut Hasto, kerja sama antara PDI Perjuangan, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Perindo, dan Partai Hanura bersama dengan seluruh elemen relawan akan semakin ditingkatkan.
"Apa yang sudah dilakukan oleh anggota dan kader PDI Perjuangan dengan seluruh kepala daerah dan anggota legislatif dengan menempel stiker Ganjar Pranowo di pintu-pintu rakyat akan semakin intens dilakukan," tegasnya.
Dia pun melihat antusiasme rakyat terhadap kepemimpinan Ganjar Pranowo akan semakin meningkat setelah Ganjar menyelesaikan tanggung jawabnya sebagai kepala daerah yang masa jabatannya berakhir pada tanggal 5 September 2023.
"Setelah itu, Ganjar Pranowo dengan stamina tinggi akan semakin masif bergerak. Di sinilah rekam jejak, karakter, daya juang, dan visi masa depan Ganjar Pranowo akan menjadi kunci dalam kontestasi Pilpres (2024)," ujar Hasto.
Baca juga: LSN: 47,5 persen relawan Jokowi menjatuhkan pilihan ke Prabowo
Untuk diketahui, pendaftaran bakal calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) dijadwalkan pada 19 Oktober hingga 25 November 2023.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, pasangan capres dan cawapres diusulkan partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu yang memenuhi syarat perolehan kursi paling sedikit 20 persen dari jumlah kursi DPR, atau memperoleh 25 persen dari suara sah secara nasional pada pemilu anggota DPR sebelumnya.
Saat ini, ada 575 kursi di parlemen, sehingga pasangan capres dan cawapres pada Pilpres 2024 harus memiliki dukungan minimal 115 kursi di DPR RI. Bisa juga pasangan calon diusung partai politik atau gabungan partai peserta Pemilu 2019 dengan total perolehan suara sah minimal 34.992.703 suara.
Hasto mengatakan hal itu berdasarkan hasil survei Litbang Kompas yang menunjukkan elektabilitas Ganjar Pranowo mencapai 31,8 persen; disusul Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebesar 27,8 persen dan mantan gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebanyak 15,6 persen.
"Selisih keunggulan Ganjar 4 persen lebih tinggi dari Prabowo. Ini menunjukkan daya terima rakyat yang begitu besar terhadap Ganjar Pranowo seiring dengan tingkat dikenal yang makin luas," kata Hasto dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.
Oleh karena itu, PDI Perjuangan optimistis terhadap gerak bangkit kembali (rebound) elektoral Ganjar Pranowo. Dalam kajian internal melalui diskusi kelonpok terfokus (FGD), rakyat sudah melihat adanya perbedaan karakter antara Ganjar Pranowo dan bakal capres lainnya.
Baca juga: Survei Indikator: Ganjar dan Prabowo bersaing ketat, Anies urutan ke-3
Menurut Hasto, doktrin penggalangan "Ganjar untuk Semua" dan pentingnya kesinambungan dengan Presiden Joko Widodo membuat program "Gerak Cepat Indonesia Maju" semakin dikenal.
Kemudian, lanjutnya, keberhasilan Ganjar sebagai gubernur Jawa Tengah dalam mengentaskan 1 juta orang miskin, program beli tanah dapat rumah, serta karakter kepemimpinan yang merakyat dengan gemar blusukan dan tinggal di rumah warga menjadi poin kuat dari kepemimpinan Ganjar.
"Jadi, Ganjar dikenal dengan komitmennya yang pro-kesejahteraan rakyat. Karena itulah, Ganjar dipersepsikan paling kuat sebagai sosok yang melanjutkan kepemimpinan Jokowi," kata Hasto.
Baca juga: Survei Indikator: Prabowo unggul di generasi Z, milenial, baby boomers
Dengan kenaikan elektoral Ganjar Pranowo tersebut, menurut Hasto, kerja sama antara PDI Perjuangan, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Perindo, dan Partai Hanura bersama dengan seluruh elemen relawan akan semakin ditingkatkan.
"Apa yang sudah dilakukan oleh anggota dan kader PDI Perjuangan dengan seluruh kepala daerah dan anggota legislatif dengan menempel stiker Ganjar Pranowo di pintu-pintu rakyat akan semakin intens dilakukan," tegasnya.
Dia pun melihat antusiasme rakyat terhadap kepemimpinan Ganjar Pranowo akan semakin meningkat setelah Ganjar menyelesaikan tanggung jawabnya sebagai kepala daerah yang masa jabatannya berakhir pada tanggal 5 September 2023.
"Setelah itu, Ganjar Pranowo dengan stamina tinggi akan semakin masif bergerak. Di sinilah rekam jejak, karakter, daya juang, dan visi masa depan Ganjar Pranowo akan menjadi kunci dalam kontestasi Pilpres (2024)," ujar Hasto.
Baca juga: LSN: 47,5 persen relawan Jokowi menjatuhkan pilihan ke Prabowo
Untuk diketahui, pendaftaran bakal calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) dijadwalkan pada 19 Oktober hingga 25 November 2023.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, pasangan capres dan cawapres diusulkan partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu yang memenuhi syarat perolehan kursi paling sedikit 20 persen dari jumlah kursi DPR, atau memperoleh 25 persen dari suara sah secara nasional pada pemilu anggota DPR sebelumnya.
Saat ini, ada 575 kursi di parlemen, sehingga pasangan capres dan cawapres pada Pilpres 2024 harus memiliki dukungan minimal 115 kursi di DPR RI. Bisa juga pasangan calon diusung partai politik atau gabungan partai peserta Pemilu 2019 dengan total perolehan suara sah minimal 34.992.703 suara.