Sukabumi (ANTARA
News) - Ahli peneliti primata kukang Universitas Oxford Brookes,
Profesor Ana Nekaris, berhasil menemukan tiga spesies baru Kukang di
Pulau Kalimantan melalui penelitian Deoxyribonucleic acid atau DNA kukang di Indonesia.
"Spesies baru Kukang ini belum lama ditemukan oleh Ana Nekaris
dalam penelitiannya, bahkan profesor yang fokus terhadap primata dan
hewan yang beraktivitas pada malam hari ini sudah memberikan `workshop`
di Pusat Penyelamatan Satwa Cikananga, Sukabumi tentang penemuan tiga
spesies baru Kukang," kata Staf Hubungan Masyarakat Bidang Media
Informasi PPSC Cikananga, Sukabumi Iing Haryanto kepada ANTARA News di
Sukabumi, Selasa.
Ketiga spesies baru Kukang tersebut adalah Nycticebus Kayan, N. Borneanus, dan N. Bancanus.
Kukang itu dinyatakan baru setelah Ana Nekaris melakukan penelitian
dengan cara mengambil sampel-sampel DNA kukang di Indonesia.
Menurut Iing, dengan ditemukannya spesies baru Kukang itu, hingga
saat ini di dunia menjadi ada delapan spesies kukang, enam di antaranya
di Indonesia yang tersebar di Pulau Sumatra, Kalimantan, dan Jawa.
Ia menjelaskan penelitian terhadap kukang memang relatif sangat
sulit, baik untuk menemukan spesies baru maupun populasinya.
Oleh karena itu, pihaknya cukup terbantu dengan penelitian yang
dilakukan oleh Ana Nekaris terhadap spesies kukang di Indonesia.
"Hasil penelitian ini pun sudah disosialisasikan langsung oleh Ana
Nekaris di Cikananga beberapa waktu lalu, yang tujuannya agar pihak
penyelamat satwa, LSM, atau pemerhati satwa tidak salah melepas liarkan
kukang yang bisa menyebabkan kukang tersebut bukan di habitatnya,"
katanya.
Pihaknya saat ini juga terus melakukan penelitian terhadap spesies kukang khususnya di Pulau Jawa (N. Javanicus).
Namun, dia mengakui bahwa untuk meneliti Kukang pihaknya sangat
kesulitan seperti yang dilakukan di Garut beberapa waktu lalu.
Penelitian pihaknya tersebut untuk mengetahui sejauh mana penyebaran
Kukang dan populasinya.
Ia menjelaskan Kukang saat ini sudah masuk ke dalam daftar satwa
yang dilindungi baik di Indonesia maupun dunia karena sudah terancam
punah.
Berdasarkan Daftar Internasional Satwa Tercancam Punah, Kukang Jawa
sudah masuk kategori satwa yang terancam punah di dunia, sedangkan
Kukang Sumatera dan Kalimantan saat ini baru masuk dalam satwa rentan
terancam punah.
"Kami pun sangat menyayangkan pihak Kementerian Kehutanan, Badan
Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), dan intansi pemerintah lainnya yang
fokus terhadap satwa dinilai kurang peduli dengan keberadaan kukang
yang terancam punah. Ini ditandakan dengan maraknya jual beli kukang
yang secara bebas seperti di pasar-pasar burung atau binatang," kata
Iing.
Berdasarkan hasil survei dan penelitian pihaknya secara langsung di
lapangan, kukang merupakan hewan primata yang paling tinggi tingkat
eksploitasi setelah monyet ekor panjang. Hewan itu dijual seperti di
pasar-pasar burung di Bandung, Jakarta, dan Barito, Kalimantan.
"Mayoritas Kukang yang dijual berasal dari spesies yang ada di Sumatra dan Kalimantan," katanya.
(M029)
Tiga spesies baru Kukang ditemukan di Kalimantan
Ketiga spesies baru Kukang tersebut adalah Nycticebus Kayan, N. Borneanus, dan N. Bancanus.