Jakarta (ANTARA
News) - Kurs mata uang rupiah pada Jumat pagi bergerak melemah 20 poin
seiring aksi "wait and see" pelaku pasar terhadap data inflasi Januari
2013.
Kurs nilai tukar mata uang rupiah yang ditransaksi antarbank di
Jakarta Jumat pagi bergerak melemah sebesar 20 poin menjadi Rp9.700
dibanding posisi sebelumnya Rp9.680 per dolar AS.
"Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS cenderung melemah
tipis yang kemungkinan dipicu aksi `wait and see` pelaku pasar uang
terhadap data inflasi Januari 2013," kata analis Trust Securities Reza
Priyambada, di Jakarta, Jumat.
Ia mengemukakan, mulai efektifnya tarif dasar listrik (TDL) dan
adanya musibah banjir yang melanda berbagai wilayah membuat kekhawatiran
akan tersendatnya pasokan barang sehingga memicu lonjakan harga yang
berujung pada naiknya inflasi.
Secara historis, menurut dia, inflasi pada bulan Januari juga
cenderung meningkat. Dengan kekhawatiran itu akan membuat penilaian
bahwa inflasi diekspektasikan dapat di atas satu persen.
Di sisi lain, dikatakan dia, data produk domestik bruto (PDB) AS
yang di bawah satu persen menjadi penopang dolar AS menguat seiring
naiknya permintaan mata uang "save haven" untuk menghindari risiko makro
ekonomi atau pasar keuangan.
Pengamat pasar uang dari Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih
menambahkan, pengumuman badan pusat statistik (BPS) hari ini (1/2) cukup
ditunggu investor terutama untuk neraca perdagangan karena akan cukup
mempengaruhi pergerakan rupiah berikutnya.
"Perkiraan Samuel untuk inflasi Januari mencapai 0,87 persen (month on month) atau 4,4 persen (year on year), sedangkan untuk neraca perdagangan Desember 2012 kami perkirakan masih defisit sebesar 287,3 juta dolar AS," papar dia.
Ia memproyeksikan, ada potensi penguatan rupiah pada hari ini di
kisaran antara Rp9.650-Rp9.680 per dolar AS tetapi dengan penjagaan BI
karena masih rentan tekanan terlihat dari kurs NDF (non deliverable
forward) satu bulan yang masih tinggi diatas level Rp9.800 per dolar AS.
(S004)
Rupiah melemah 20 poin
Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS cenderung melemah tipis yang kemungkinan dipicu aksi `wait and see` pelaku pasar uang terhadap data inflasi Januari 2013.