Suasana Kecamatan Basarang Lengang Selama Nyepi

id Suasana Kecamatan Basarang Lengang Selama Nyepi , Lengang Selama Nyepi

Suasana Kecamatan Basarang Lengang Selama Nyepi

Ilustrasi, Petugas keamanan desa adat atau "Pecalang" memantau situasi di sekitar Simpang Ubung, Denpasar, pada Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1935, Selasa (12/3).(ANTARA/M. Irfan Ilmie) ist

Selama melaksanakan Nyepi satu hari penuh, umat Hindu tidak boleh menyalakan api, tidak boleh bekerja, tidak boleh bepergian dan tidak boleh melakukan keramaian,"
Kuala Kapuas, Kalteng, 12/3 (ANTARA) - Suasana Kecamatan Basarang, Kabupaten kapuas, Kalimantan Tengah (Kalteng) terlihat lengang karena sebagian besar masyarakat setempat yang beragama Hindu melaksanakan Catur Brata.

Pantauan di Desa Basarang Jaya, Jalan Trans Kalimantan Km 10, di Basarang, Selasa, sebagian umat Hindu setempat melaksanakan Catur Brata di rumah masing-masing sehingga Pura yang ada di daerah itu juga terlihat lengang setelah sehari sebelumnya melaksanakan rangkaian Tawur Kesanga.

Sebelumnya tokoh masyarakat setempat, Ida Bagus Putu Griya mengatakan, selama Nyepi, umat Hindu melaksanakan Catur Brata yakni Amati Geni, Amati Karya, Amati Lelungan, Amati Lelanguan.

Ia menjelaskan Amati Geni yakni tidak menyalakan api, Amati Karya yakni tidak boleh bekerja, Amati Lelungan yakni tidak bepergian dan Amati Lelanguan yakni tidak melakukan keramaian yang sudah mulai pada Senin, 11 Maret 2012 pukul 22.00 WIB.

"Selama melaksanakan Nyepi satu hari penuh, umat Hindu tidak boleh menyalakan api, tidak boleh bekerja, tidak boleh bepergian dan tidak boleh melakukan keramaian," kata anggota DPRD Kapuas ini.

Rangkaian hari Raya Nyepi di mulai pada Sabtu 9 Maret 2013 dengan melaksanakan Melasti di sungai atau di laut untuk membersihkan alat-alat upacara.

Kemudian pada Senin, 11 Maret 2013 pukul 12.00 WIB dilaksanakan Tawur Agung dengan tujuan untuk menetralisir pengaruh negatif menjadi positif sehingga kehidupan manusia mendapatkan kedamaian serta melaksanakan Tawur Kesanga.

Meskipun umat Hindu yang sebagian besar berasal dari Provinsi Bali ini sedang melaksanakan Catur Brata, namun toleransi umat beragama lainnya di daerah itu tetap terjaga dan tetap melaksanakan aktivitasnya masing-masing.





(T.KR-GR/B/E001/E001)