Kisah si remaja miliarder penjual aplikasi ke Yahoo

id yahoo

 Kisah si remaja miliarder penjual aplikasi ke Yahoo

(REUTERS/Kimberly White/Files), (istimewa)

Saya suka olahraga. Saya penyuka desains dan senang menghabiskan waktu dengan pacar saya"
London (ANTARA News) - Punya ide hebat dan ingin kaya sebelum masa remaja habis? Lakukan saja, saran seorang murid sekolah di London yang sukses menjual aplikasi berita pada ponsel pintar kepada Yahoo senilai 30 juta dolar AS (Rp441 miliar).

Ada uang di situ, tinggal menunggu yang tahu saja untuk membelinya, kata Nick D'Aloisio yang masih berumur 17 tahun, yang aplikasi Summly-nya menarik selebritis Yoko Ono dan raja media Rupert Murdoch.

"Jika Anda punya ide bagus atau Anda merasa ada peluang di pasar, keluarkan saja dan luncurkan ide itu karena ada banyak investor di seluruh dunia yang menarik perusahan-perusahaan untuk berinvestasi,"kata dia kepada Reuters.

Syarat-syarat penjualan Summly tak disebutkan. D'Aloisio yang masih SMA ketika bergabung dengan Yahoo sebagai karyawan termuda itu pun tak disebut-sebut. Namun blog teknologi AllThingsD menyebutkan Yahoo telah membayar sekitar 30 juta dolar AS.

D'Aloisio mengungkapkan dia adalah pemilik mayoritas Summly dan kini dia menginvestasikan uang hasil penjualan aplikasinya itu kendati hukum melarang remaja seusianya melakukan hal itu.

D'Aloisio, yang tinggal di sudut makmur kota London di Wimbledon, menyebutkan keluarga dan sekolahnya telah memberinya dukungan penuh, namun yang terpenting adalah para penyandang dana.

Dia sudah bercita-cita mengembangkan software mobile ketika harus ujiang ulang mata pelajaran sejarah dua tahun lalu, dengan mencipta prototipe aplikasi yang bisa menyaring berita ke dalam kumpulan teks yang terbaca pada layar ponsel pintar nan kecil.

Dia mengaku terilhami setelah berulangkali gagal mencari informasi ujiang ulang mata pelajaran  sejarah di Google dan situs pencari lainnya.

Awalnya dia mencipta aplikasi Trimit yang digerakkan algoritma yang secara otomatis mengurut artikel sampai sekitar 400 karakter. Penemuannya ini menarik perhatian Horizons Ventures milik milyuner Hongkong Li Ka-shing yang kemudian menyuntikkan investasi 250 ribu dolar AS.

Investasi ini kemudian menarik lagi para selebritis, termasuk aktor Hollywood Ashton Kutcher, penyiar Inggris Stephen Fry, artis Ono yang janda anggota the Beatle John Lennon, dan pemilik News Corp Rupert Murdoch.

Itu semua sudah memberi publikasi maksimal ketika Summly diluncurkan pada November 2012, namun para penyandang dana tak sekadar membawa uang untuk aplikasi yang telah diunduh sejuta kali itu.

"Aplikasi ini sungguh sangat menyenangkan, (para investor) mengetahuinya pada 2012 begitu investasi dari Li Ka-shing diketahui publik," kata D'Aloisio. "Mereka semua percaya pada ide ini,namun mereka menawarkan pengalaman berbeda dalam membantu kami sukses."

Menurut dia, usahanya telah dipakai oleh sekitar 250 penjaja konten, termasuk Wall Street Journal milik News Corp. Orang bisa dengan mudah membaca ringkasan artikel sehingga mendorong trafik lebih kencang ke laman-laman suratkabar.

"Hal yang menarik dari bergabung dengan Yahoo adalah mereka menjalin kerjasama dengan banyak penerbit, mereka berhubungan dengan mereka yang bisa bekerja dengan yang kami kerjakan sekarang,"
kata 
D'Aloisio.

Dia belajar sendiri pada usia 12 tahun ketika App Store milik Apple diluncurkan, mencipta sejumlah aplikasi termasuk Facemood yang menganalisis mood pengguna Facebook,dan layanan musik SongStumblr.

Nilai ujiannya A untuk Bahasa Inggris, matematika, fisika dan filosofi.  Dia berencana melanjutkan studi sambil bekerja di kantor Yahoo di London. Dia berniat berkuliah pada jurusan humaniora.

Kendati telah menciptakan aplikasi bernilai jutaan dolar AS, D'Aloisio mengaku dia bukan ahli komputer pada umumnya.

"Saya suka olahraga," kata dia seperti dikutip Reuters. "Saya penyuka desains dan senang menghabiskan waktu dengan pacar saya."