Luxemburg (ANTARA
News) - Luxemburg akan menyelenggarakan pemilu 20 Oktober nanti setelah
Perdana Menteri Jean-Claude Juncker terlibat skandal agen mata-mata
negara tersebut, kata istana kerajaan seperti dikutip AFP.
"Yang Mulia Grand Duke memutuskan untuk membubarkan parlemen mulai 7
Oktober, pemilu baru akan dilaksanakan pada 20 Oktober, tujuh bulan
lebih awal dari jadwal," kata istana.
Selama 18 tahun dalam kekuasaan dan menjadi pemimpin Eropa terlama,
Juncker mungkin paling dikenal karena memimpin Uni Eropa sepanjang
krisis utang setahun terakhir.
Dia mengundurkan diri dari jabatannya awal tahun ini setelah komite
parlemen menduga ada pembicaraan telepon ilegal dan korupsi dalam dekade
terakhir. Pemerintahan koalisinya goyah sembilan hari lalu dengan
menyebut Jancker mengabaikan urusan dalam negeri.
Keputusan Grand Duke Henri ini mengartikan Juncker tetap perdana menteri dalam pemerintahannya.
(I028/M014)
Berita Terkait
Presiden Barcelona didakwa kasus seputar skandal wasit
Kamis, 19 Oktober 2023 9:21 Wib
Balenciaga minta maaf terkait kontroversi kampanye iklannya
Minggu, 4 Desember 2022 9:55 Wib
Kris Wu akhirnya dipenjara karena kasus pemerkosaan
Minggu, 27 November 2022 9:26 Wib
Aktor Kris Wu divonis 13 tahun penjara
Jumat, 25 November 2022 19:04 Wib
Musisi Adam Levine rilis lagu baru 'Ojala' pasca skandal perselingkuhannya
Sabtu, 15 Oktober 2022 16:23 Wib
Polisi ungkap alasan penetapan Rizky Billar sebagai tersangka
Rabu, 12 Oktober 2022 21:21 Wib
Tampar Chris Rock, Will Smith nyaris diamankan polisi
Jumat, 1 April 2022 11:37 Wib
Polisi tangkap 2 oknum wartawan CNN peras warga dengan dalih perselingkuhan
Senin, 13 Desember 2021 23:29 Wib