Hingga sekitar sepuluh tahun yang lalu, bangunan itu digunakan sebagai pasar buah dan sayuran di Kota Tua Yerusalem. Padahal, dulunya tempat itu diyakini dipenuhi pasien dan dokter saat masa Perang Salib.
Ketika satu perusahaan pengembang berniat mengubah bangunan itu menjadi restoran, IAA meminta ahli arkeologi menyelidiki banguan tua berusia 900 tahun itu.
Hanya beberapa bagian bangunan yang terungkap saat penggalian baru-baru ini. Kompleks medis itu dulu mencakup 1,5 hektar.
Rumah sakit itu dibangun oleh laskar Kristen, Ordo Santo Yohanes (Order of Saint John), di Yerusalem, yang juga dikenal dengan nama Knight Hospitallers.
Rumah sakit itu dibangun oleh laskar Kristen, Ordo Santo Yohanes (Order of Saint John), di Yerusalem, yang juga dikenal dengan nama Knight Hospitallers.
Mereka merawat siapa saja, tanpa melihat agama yang dianut pasien; termasuk menampung anak-anak yatim-piatu.
"Para ksatria Kristen budiman ini bersumpah untuk merawat dan mengawasi peziarah, dan bila diperlukan, bergabung dengan pejuang sebagai pasukan elit," kata direktur ekskavasi, Renee Forestany dan Amit Re'em, seperti yang dilaporkan Live Science.
Kebanyakan informasi mengenai rumah sakit itu, yang berpilar besar dan memiliki kubah setinggi enam meter, didapat ahli arkeologi melalui dokumen sejarah.
Sama
dengan rumah sakit modern, bangunan tua ini juga memiliki sayap yang
mampu menampung 2.000 pasien saat darurat, kata para peneliti.
Meski memiliki bangunan yang megah, praktek medis kala itu tergolong kasar untuk ukuran saat ini. Peneliti menunjukan salah satu riset mereka tentang seorang dokter masa Perang Salib yang mengamputasi kaki seorang pejuang karena luka yang terinfeksi.
Meski memiliki bangunan yang megah, praktek medis kala itu tergolong kasar untuk ukuran saat ini. Peneliti menunjukan salah satu riset mereka tentang seorang dokter masa Perang Salib yang mengamputasi kaki seorang pejuang karena luka yang terinfeksi.
"Tak perlu dikatakan lagi, pasiennya meninggal," kata IAA.
Saladin, pemimpin muslim, membiarkan sekelompok biarawan untuk mengelola rumah sakit itu meski ia telah mengusir tentara Perang Salib dari Yerusalem pada 1187.
Saladin, pemimpin muslim, membiarkan sekelompok biarawan untuk mengelola rumah sakit itu meski ia telah mengusir tentara Perang Salib dari Yerusalem pada 1187.
Ahli arkeologi berpendapat rumah sakit terus beroperasi hingga gempa bumi pada 1457 menghancurkan sebagian besar bangunan.