UMP Unggulkan Prodi Farmasi Dan Analis Kesehatan

id UMP Unggulkan Prodi Farmasi Dan Analis Kesehatan, Rektor UMP, Bulkani

UMP Unggulkan Prodi Farmasi Dan Analis Kesehatan

Bupati Kotawaringin Timur, H Supian Hadi menerima kunjungan Rektor Universitas Muhammadiyah Palangka Raya, H Bulkani beserta jajarannya, Kamis (22/8).(FOTO ANTARA Kalteng/Norjani)

Sampit, Kalteng, 23/8 (Antara) - Program studi Diploma III Farmasi dan Diploma III Analis Kesehatan menjadi keunggulan dimiliki Universitas Muhammadiyah Palangka Raya karena tidak ada perguruan tinggi lain yang melaksanakan prodi tersebut di Kalimantan Tengah.

"Dua prodi itu menjadi salah satu keunggulan di UMP. Kami juga segera membuka program Magister Administrasi Publik. Ini pas untuk pegawai negeri sipil dan masyarakat umum," kata Rektor UMP, Bulkani di Sampit, Jumat.

Bulkani menjelaskan, respons masyarakat terhadap perguruan tinggi swasta terbesar di Kalteng ini cukup bagus. UMP memiliki enam fakultas, yakni Fisip, FKIP, Fakultas Agama Islam, Fapertahut, Fakultas Teknik dan Fakultas Ilmu Kesehatan.

Kini ada 11 prodi yang menaungi sekitar 3500 mahasiswa. Dalam waktu dekat akan bertambah lima prodi baru.

"Respons dari dunia kerja juga sangat bagus. Untuk prodi D-III Farmasi dan D-III Analis Kesehatan banyak yang sudah bekerja. Makanya kami ingin potensi ini dimanfaatkan masyarakat di kabupaten/kota dengan menguliahkan anak ke UMP," ucap Bulkani.

UMP juga sedang giat memfungsikan laboratorium politik dan kebijakan publik yang bernaung di bawah Fisip. Di laboratorium ini juga dikaji kebijakan politik, khususnya di Kalteng seperti format kepemimpinan ke depan.

Civitas akademika UMP saat ini gencar berkunjung ke daerah menawarkan kerja sama bidang pendidikan kepada pemerintah kabupaten/kota. Pemerintah daerah bisa menguliahkan pelajar maupun pegawai melalui program beasiswa bekerja sama dengan UMP.

Langkah ini juga sebagai wujud nyata UMP membantu meningkatkan kualitas pendidikan di di Kalteng. Pemerataan peningkatan pendidikan mutlak harus dilakukan untuk mempercepat peningkatan kualitas sumber daya manusia yang berujung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

"Angka partisipasi kasar perguruan tinggi di Kalteng baru 17 persen. Artinya jumlah pelajar yang melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi masih rendah, padahal daerah kita kaya. Angka nasional sudah 29 persen. Inilah tantangan kami di perguruan tinggi untuk membantu memberdayakan masyarakat," katanya.



(T.KR-NJI/B/S019/S019)