New York (ANTARA
News) - Harga minyak dunia turun pada Rabu (Kamis pagi WIB), sebelum
panel Senat Amerika Serikat memutuskan mendukung serangan militer
hukuman kepada Suriah atas dugaan serangan gas sarin yang membunuh
ratusan warga sipil.
Kontrak berjangka minyak mentah light sweet atau West Texas
Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober merosot 1,31 dolar AS
menjadi berakhir pada 107,23 dolar AS per barel di New York Mercantile
Exchange.
Patokan Eropa minyak mentah Brent untuk pengiriman Oktober turun 77
sen menjadi menetap 114,91 dolar Amerika Serikat per barel di transaksi
London.
Pada Rabu pagi, Presiden Amerika Serikat, Barak Obama, mendesak
dukungan dunia untuk serangan terhadap Suriah guna menghukum penggunaan
senjata kimia.
"Saya tidak menetapkan garis merah. Dunia menetapkan garis merah,"
kata Obama, merujuk aturan internasional yang melarang penggunaan
senjata kimia, bahkan dalam kasus perang sekalipun.
"Kredibilitas masyarakat internasional dalam bahaya dan
kredibilitas Amerika serta Kongres dalam bahaya karena kami hanya
memberikan janji di mulut saja untuk gagasan bahwa norma-norma
internasional itu penting," katanya.
Gene McGillian, seorang broker dan analis, mengatakan sebelum
pemungutan suara di Komite Hubungan Luar Negeri Senat AS bahwa penurunan
harga minyak mencerminkan kurangnya "berita keras" tentang kemungkinan
serangan terhadap Suriah.
Sementara Suriah bukanlah produsen minyak utama, hanya beberadaan
negara itu yang berdekatan dengan wilayah penting Timur Tengah-Afrika
Utara telah menimbulkan kekhawatiran serangan militer AS bisa
memperburuk ketegangan regional.
"Pasar tampaknya telah kehilangan banyak momentum dari reli pekan
lalu menjadi 112 dolar AS," kata McGillian. "Ini menunggu untuk melihat
bagaimana peristiwa Timur Tengah meletus."
Harga Minyak Turun Pasar Tunggu Aksi Atas Suriah
... tidak menetapkan garis merah. Dunia menetapkan garis merah... "