Wangiwangi, Sultra
(ANTARA News) - Alat tangkap ikan yang digunakan oleh para nelayan Bajo
rata-rata tidak ramah lingkungan dan cara yang mereka lakukan cenderung
melanggar aturan.
Hal tersebut diungkapkan Guru Besar
Antropologi Universitas Haluoleo Kendari, saat menjadi pembicara pada
Seminar Internasional Suku Bajo di Wangiwangi, ibukota Kabupaten
Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra), yang berakhir Jumat malam.
"Hasil penelitian yang kami lakukan di beberapa perkampungan Bajo
di di Indonesia, 90 persen nelayan Bajo menangkap ikan menggunakan bahan
peledak atau bom," kata Prof Dr Nasaruddin Suyuti, Msi pada seminar
tersebut.
Jika kebiasaan menangkap ikan menggunakan alat tangkap yang tidak
ramah lingkungan tersebut atau melanggar aturan itu tidak segera
dihentikan kata dia, masa depan masyarakat Bajo yang sepenuhnya
menggantungkan hidup dari sumber daya kelautan akan terancam kesulitan
hidup.
Dampaknya yang lebih jauh lanjutnya, masyarakat Bajo akan tetap
hidup di bawah garis kemiskinan akibat sumber daya kelautan yang
tersedia di wilayah perairan laut, mengalami penurunan populasi dan
terancam punah.
Berita Terkait
Polisi tangkap pengendara ugal-ugalan tabrak petugas di Kalsel
Rabu, 27 Maret 2024 16:48 Wib
Polisi tangkap mahasiswi penipu tiket konser Coldplay senilai Rp1,2 miliar
Rabu, 27 Maret 2024 13:14 Wib
BNNP Kalteng tangkap dua pemuda pemilik sabu dari Sampang Madura
Selasa, 26 Maret 2024 15:40 Wib
Polisi tangkap perampok truk muatan rokok senilai Rp3,1 miliar
Sabtu, 2 Maret 2024 22:19 Wib
Polisi tangkap empat santri di Kediri terkit kasus teman meninggal
Selasa, 27 Februari 2024 8:07 Wib
BNNP Kalteng tangkap kurir dan pemasok sabu lintas provinsi
Senin, 26 Februari 2024 17:39 Wib
Sinergi Polri-Imigrasi mampu tangkap buronan pemerintah Jepang
Rabu, 21 Februari 2024 21:40 Wib
Polisi tangkap enam orang anak punk pelaku pembunuhan di Pangkalan Bun Park
Rabu, 21 Februari 2024 17:55 Wib