Masyarakat Dayak Kotim Gelar Ritual Tolak Bala

id Masyarakat Dayak Kotim Gelar Ritual Tolak Bala

...kegiatan ini merupakan rangkaian acara yang berbeda dari tahun sebelumnya lantaran konsep tahun ini berbeda.
Sampit, Kalteng, 9/12 (Antara) - Masyarakat Dayak di Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah menggelar ritual tolak bala yang mereka sebut dengan mamapas lewu dan mampakanan sahur.

"Puncak acaranya tanggal 12 Desember. Mamapas lewu dan dan mampakanan sahur artinya membersihkan dan menjaga Kota Sampit agar terhindar dari hal-hal buruk atau negatif," kata Ketua Panitia Mamapas Lewu dan Mampakanan Sahur, Dewin Marang di Sampit, Senin.

Dijelaskannya, upacara puncak nantinya akan dihadiri oleh semua elemen masyarakat dari berbagai kawasan di Kotim.

"Dalam acara itu nantinya juga akan ada upacara sakral yaitu mampakanan dahiang apui (hantu api) sehubungan dengan musibah kebakaran di Baamang yang terjadi belum lama ini," kata Dewin.

Ketua Majelis Daerah Agama Hindu Kaharingan Kotim ini menambahkan, kegiatan ini merupakan rangkaian acara yang berbeda dari tahun sebelumnya lantaran konsep tahun ini berbeda.

Ritual tahunan yang kini dimasukkan dalam kalender wisata dan pemerintah daerah menggandeng perusahaan swasta sebagai awal dari kerjasama membangun pariwisata di Kotim.

Salah atau sasaran kegiatan ini adalah agar promosi pariwisata di Kotim ini bisa dikenal lebih luas sehingga diharapkan memberikan dampak positif bagi masyarakat dan daerah.

"Ini dukungan kegiatan priwisata yang dilakukan setiap tahun untuk mendukung program pemerintah mengembangkan pariwisata untuk menjadikan Sampit sebagai Kota Wisata Mentaya yang berarti kota menarik, tertib, aman dan berbudaya," kata Dewin.

Tokoh Kaharingan yang menjabat sebagai anggota DPRD Kotim ini menegaskan, pihaknya ingin menggugah semangat masyarakat sebagai pelaku budaya dan seni untuk menyumbangkan bakat dan kemampuan mereka dalam ajang lomba dan kegiatan pariwisata.

Lebih jauh Dewin mengatakan, saat ini Kotim memiliki tujuan wisata di antaranya Taman Miniatrur Budaya, Hutan Sagonta-gonta dan pantai Ujung Pandaran.



(T.KR-NJI/B/H-KWR/H-KWR)