Jembatan Bajarum Ditargetkan Operasional 10 Februari

id Jembatan Bajarum Ditargetkan Operasional 10 Februari

Jembatan Bajarum Ditargetkan Operasional 10 Februari

Ilustrasi - Sejumlah pengendara motor melintasi Jembatan Kapuas di Pontianak, Kalbar.(FOTO ANTARA/Jessica Wuysang) Istimewa

...kami yakin pada 10 Februari nanti sudah bisa kita gunakan, tapi lebih cepat lebih bagus,"
Sampit (Antara Kalteng) - Setelah molor dari target awal, Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah menargetkan bisa kembali mengoperasionalkan Jembatan Bajarum mulai 10 Februari nanti.

"Kalau dalam beberapa hari ini material sudah tiba, lalu dikerjakan dan masa pengeringan antara empat sampai lima hari, maka kami yakin pada 10 Februari nanti sudah bisa kita gunakan, tapi lebih cepat lebih bagus," kata Supian Hadi di Sampit, Rabu.

Supian yang hendak meninjau lokasi kebakaran di Kecamatan Parenggean, menyempatkan memantau perkembangan perbaikan Jembatan Bajarum. Dia terlihat berbincang serius dengan Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Machmoer, terkait perkembangan perbaikan di lapangan.

Ujicoba Jembatan Bajarum memang molor dari target semula yakni 21 Januari karena kendala di lapangan. Semen khusus untuk perbaikan jembatan belum bisa dikirim ke Sampit karena adanya larangan berlayar oleh otoritas pelabuhan di Semarang karena gelombang sedang tinggi.

Saat ini cuaca laut mulai membaik dan diharapkan dalam beberapa hari ini semen dan beberapa peralatan lainnya yang dibutuhkan sudah bisa diberangkatkan menuju Sampit sehingga perbaikan bisa kembali dilanjutkan.

"Selain perbaikan kerusakan, tiang pengaman juga akan diperbaiki. Juga akan dipasang lampu di tiang pengaman sesuai saran Kapolres, sehingga malam akan kelihatan tiang jembatan agar tidak tertabrak lagi," kata Supian.

Seperti diketahui, Jembatan Bajarum mengalami kerusakan serius setelah ditabrak tongkang bermuatan bijih besi pada 21 Desember 2013 lalu. Usai kejadian itu, jembatan ditutup untuk lalu lintas mobil, dan sungai di bawah jembatan juga ditutup untuk lalu lintas tongkang.

Penutupan arus lalu lintas tersebut berdampak luas terhadap ekonomi masyarakat Kotim karena akibat terganggunya distribusi barang dan jasa. Pengusaha pun mengeluh karena tidak bisa mengirim hasil kebun dan tambang mereka akibat larangan tongkang melintas di bawah Jembatan Bajarum.

Pantauan di lokasi, antrean mobil pribadi yang hendak menyeberang menggunakan feri, masih terlihat. Antrean sangat panjang terlihat pada deretan puluhan truk pengangkut barang yang berjejer dari dua arah berbeda.

"Kecewa juga sih setelah mengetahui jembatan batal dibuka, padahal kami berencana mengirim barang. Kalau masih seperti ini, semua akan dirugikan karena feri yang ada belum maksimal melayani antrean mobil penumpang dan barang," kata Edong, salah seorang warga.



(T.KR-NJI/B/N005/N005)