Jakarta
(ANTARA News) - Hanya tujuh bulan lagi tersisa, namun masa pengabdian
Gita Wirjawan di Kabinet Indonesia Jilid II berakhir pada 1 Februari
2014 ini. Inilah mungkin kejutan Wirjawan tepat pada Imlek tahun ini.
Ini
juga pertama kalinya seorang menteri mundur untuk alasan politik secara
terang-terangan sejak masa pemerintahan Orde Baru hingga kini.
Duduk
di podium, diapit Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi, dan
Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan, Gunaryo, Jumat siang,
Wirjawan mengumumkan pengunduran dirinya secara resmi dari kursi menteri
perdagangan.
Dari mikrofon yang dia genggam,
pernyataan dia itu bagi sebagian kalangan mengagetkan, namun tidak untuk
beberapa kalangan lain. Wirjawan mengincar kursi yang lebih tinggi dan
strategis yakni RI 1 melalui jalur politik Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat.
Dihadiri
puluhan wartawan dari berbagai media nasional maupun internasional,
tanpa panjang lebar, dia mengungkapkan alasan pengunduran dirinya itu,
dia ingin lebih fokus dan terlibat secara penuh dalam proses politik.
"Saya
sudah merasa selayaknya jika harus mencurahkan seluruh energi dan waktu
untuk mensukseskan seluruh upaya yang mulia itu," kata dia.
Dalam
waktu empat menit 15 detik, dia menyudahi jumpa pers tersebut tanpa
memberikan kesempatan bagi para wartawan untuk melontarkan pertanyaan
terkait keputusan mendadakpengunduran dirinya itu.
Langkah itu seolah menggambarkan betapa besar keinginannya untuk menduduki kursi RI 1
meskipun dirinya belum tentu maju menjadi calon presiden dari Partai
Demokrat kerena dia juga harus bersaing dengan 10 peserta konvensi
lainnya.
Namun, tidak pelak, pengumuman
pengunduran diri pria yang lihai memainkan piano itu seolah bertabrakan
dengan kabar yang beredar sebelumnya.
Saat
itu, menurut Wirjawan, tidak ada yang lebih penting daripada untuk
menyelesaikan tugas sebagai menteri perdagangan. Namun agaknya benar
kata orang: manusia bisa berubah...
Pada perayaan
tahun baru China 2565 alias Imlek yang tepat jatuh pada 31 Januari
2014, Wirjawan akhirnya memberikan "kado" tahun baru dengan meninggalkan
kursi menteri perdagangan dan memasuki dunia yang sesungguhnya belum
pernah dia cicipi, yakni politik.
Bagaimanapun
langkah Wirjawan selanjutnya untuk bersaing pada Pemilihan Umum 2014,
dia masih harus menyingkirkan lawan politiknya dalam Konvensi Calon
Presiden Partai Demokrat sebelum bertarung di medan perang yang
sesungguhnya.
Di balik pengunduran diri itu,
Indonesia tengah impor banyak komoditas dengan menghabiskan banyak dana
negara; padahal hampir semua yang diimpor itu bisa diproduksi di dalam
negeri demi kemandirian bangsa.
Sebutlah
beras, itupun harus diimpor dari Viet Nahm dengan semua kontroversi
krusialnya, juga daging sapi, garam industri, dan lain sebagainya.
Ini sebetulnya pekerjaan rumah Wirjawan bagi bangsa yang diharap banyak orang dia selesaikan sepenuh waktu dan tenaga.