TPID Kalteng "Kepung" Komoditi Penyumbang Inflasi

id TPID Kalteng Kepung Komoditi Penyumbang Inflasi, Inflasi,

TPID Kalteng "Kepung" Komoditi Penyumbang Inflasi

Press Release Tim Pengendalian Inflasi Daerah Provinsi Kalteng. (FOTO ANTARA Kalteng/Jaya)

Terjadinya inflasi di bulan April bukan karena fungsi TPID di Kalteng tidak berjalan. Justru adanya TPID inflasi Kalteng tidak lebih tinggi,"
Palangka Raya (Antara Kalteng) - Tim Pengendali Inflasi Daerah Kalimantan Tengah gerak cepat bahkan "mengepung" komoditi penyumbang inflasi pada April 2014 hingga mencapai 0,41 persen gabungan Kota Palangka Raya serta Sampit.

Komoditi beras dan ayam ras yang menjadi penyumbang inflasi terbesar akan dilakukan dengan membuka pasar penyeimbang khusus beras, kata Asisten II Pemerintah Provinsi Kalteng Syahrin Daulay di Palangka Raya, Jumat.

"Sebenarnya stok beras di Bulog maupun Ayam Ras di Dinas Pertanian dan Peternakan Kalteng serta Petani binaan masih banyak. Jadi, akan disuplai melalui Pasar Penyeimbang," tambah Syahrin.

Pemprov juga telah berkoordinasi dengan pengusaha penjual daging ayam agar bersama-sama memenuhi kebutuhan masyarakat tanpa menaikkan harga berlebihan.

Dia mengatakan, komoditi bawang merah juga penyumbang inflasi pada bulan Mei 2014 dapat diatasi karena petani dampingan akan melakukan panen dengan skala besar.

"Gubernur Agustin Teras Narang juga telah menginstruksikan Dinas terkait untuk mengajak Pegawai Negeri Sipil (PNS) menanam bawang menggunakan polibek di pekarangan rumah," kata Syahrin.

Sementara ikan segar seperti Gabus, nila dan ikan mas yang juga menyumbang inflasi, akan dilakukan dengan memberikan bantuan program dana pembuatan kolam, bibit dan pakan secara berurutan.

Syahrin yang didampingi Karo Humas Pemprov Kalteng Benius mengatakan, perkembangan inflasi di provinsi berjuluk "Bumi Tambun Bungai" itu menjadi perhatian serius Gubernur Teras Narang.

"Pemerintah Kabupaten Kota juga telah disurati Gubernur Kalteng agar memberikan perhatian serius terhadap komoditi penyumbang inflasi," kata Syahrin.

Sementara Kepala BPS Kalteng Sukardi mengatakan, terjadinya inflasi 0,14 pada April 2014 karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan pada semua kelompok pengeluaran.

Mulai dari bahan makanan 1,29 persen, makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 1,28 persen, perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,02 persen.

Inflasi kelompok sandang 0,22 persen, kesehatan 0,77 persen, pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,10 persen serta kelompok transportasi, komunikasi maupun jasa keuangan 0,06 persen.

"Terjadinya inflasi di bulan April bukan karena fungsi TPID di Kalteng tidak berjalan. Justru adanya TPID inflasi Kalteng tidak lebih tinggi," demikian Sukardi.


(T.KR-JWM/B/S019/S019)