Israel Tolak Berunding Selama Palestina Luncurkan Roket

id Israel Tolak Berunding Selama Palestina Luncurkan Roket, Israel, Palestina, Gaza,

Israel Tolak Berunding Selama Palestina Luncurkan Roket

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.(ANTARA FOTO/REUTERS/Jim Hollander) Istimewa

Tel Aviv (ANTARA News) - Israel tidak akan kembali ke meja perundingan untuk menghentikan konflik di Gaza selama para pejuang Palestina terus melancarkan serangan roket lintas perbatasan, kata Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Minggu.

"Israel tidak akan terlibat dalam perundingan-perundingan selama serangan roket terus dilakukan, dan akan terus bertindak dalam segala cara untuk mengubah realitas sekarang dan membawa ketenangan bagi semua warganya," katanya dalam sidang kabinet di kementerian pertahanan di Tel Aviv, kata kantornya.

Pernyataan-pernyataan diucapkan saat para peruding Palestina di Kairo mengancam akan meninggalkan usaha-usaha untuk menengahi penghentian lebih dari sebulan pertumpahan darah di Gaza jika Israel tidak engirim satu tim untuk ikut perundingan pada pukul 13.00 GMT (20.00WIB) Minggu.

Israel menarik timnya ke luar dari perundingan-perundingan Kairo Jumat setelah menuduh Hamas melanggar gencatan senjata tiga hari dan serangan roket ke Israel selatan dimulai kembali. Netanyahu mengatakan operasi Israel tidak akan dihentikan, yang dimulai dengan satu serangan udara 8 Juli.

Serangan darat dilancarkan pada 17 Juli berakhir ketika pasukan mundur Selasa lalu. Israel mempertahankan pasukannya di perbatasan Gaza dan melakukan sejumlah serangan udara terhadap target-target di Jalur Gaza sejak gencatan senjata 72 jam berakhir Jumat pagi.

Operation Protective Edge akan dilanjutkan dan itu tidak akan berakhir. Operasi itu akan terus sampai kita mencapai tujuan-tujuan kita--kembali tenang untuk jangka panjang," kata Netanyahu.

"Itu akan memerlukan waktu dan kita membutuhkan kesabaran," tambahnya.

Menjelang sidang kabinet, dua menteri berhaluan keras menyerukan pasukan untuk kembali ke Gaza dan menggulingkan Hamas, pemegang kekuasaan de facto di wilayah Palestina itu.

"Situasi ini tidak dapat dilanjutkan," kata Menteri Luar Negeri Avigdor Lieberman kepada wartawan.

"Tidak diragukan bahwa satu yang harus dilakukan sekarang adalah menyingkirkan Hamas, membebaskan wilayah itu dan mengusirnya secepat mungkin."

Menteri Dalam Negeri Gideon Saar setuju. "Yang harus kita lakukan adalah memecah kekuatan militer Hamas di Gaza," katanya tanpa menjelaskan lebih jauh."

(H-RN)