Jakarta (ANTARA News) - Pramono Anung menilai kenaikan harga bahan bakar
minyak (BBM) bersubsidi ditujukan untuk menyehatkan anggaran dan fiskal
negara.
"Kenaikan harga BBM bersubsidi tidak ada kaitannya dengan
kartu-kartu (yang diluncurkan Presiden Jokowi), namun untuk menyehatkan
fiskal negara," kata Pramono di Gedung DPR, Jakarta, Selasa.
Presiden Jokowi belum lama ini memperkenalkan Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar, dan Kartu Keluarga
Sejahtera.
"Kenaikan harga BBM ini untuk jangka panjang yaitu menyehatkan fiskal Indonesia," kata Pramono.
Dia mengemukakan, apabila kebijakan itu tidak dilakukan akan menyebabkan multi player effect, sehingga janji-janji pemerintahan tidak bisa direalisasikan.
Menurut dia, kenaikan harga BBM merupakan kebijakan yang tidak
populer, dan pemerintah Jokowi-JK siap menerima risiko tersebut.
"Kalau menaikkan harga BBM merupakan kebijakan yang tidak populer
dan itu risiko yang siap diambil pemerintah. Namun, ini untuk
menyehatkan fiskal," ujarnya.
Berita Terkait
Jokowi bahas soal mobil listrik dengan para CEO di China
Kamis, 27 Juli 2023 14:35 Wib
Larangan buka puasa bersama hanya untuk pejabat pemerintahan
Kamis, 23 Maret 2023 19:35 Wib
Jokowi beri arahan soal peniadaan buka puasa bersama
Kamis, 23 Maret 2023 11:39 Wib
Basarnas diminta miliki alat pencarian berteknologi mutakhir
Kamis, 16 Februari 2023 14:37 Wib
Reshuffle kabinet hanya dua menteri dan tiga wamen
Rabu, 15 Juni 2022 14:43 Wib
Tiga mubaliq dikenakan pasal pendanaan teroris
Jumat, 19 November 2021 22:35 Wib
Penangkapan Zain An-Najah terkait lembaga pendanaan Jamaah Islamiyah
Rabu, 17 November 2021 19:28 Wib
MUI prihatin penangkapan ulama oleh Densus 88 terkait terduga teroris
Selasa, 16 November 2021 23:26 Wib