Satpolair Kotim Sisir Perairan Cari Korban Airasia

id Satpolair Kotim Sisir Perairan Cari Korban Airasia

Satpolair Kotim Sisir Perairan Cari Korban Airasia

Jumlah jenazah penumpang korban pesawat AirAsia QZ 8501 yang sudah dievakuasi ke RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. (FOTO ANTARA Kalteng/Norjani)

Sampit (Antara Kalteng) - Satuan Polisi Air Kepolisian Resor Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, menyisir perairan bagian selatan daerah itu untuk mencari jenazah korban AirAsia.

"Informasi yang kami terima diduga ada jenazah korban pesawat AirAsia QZ8501 yang terbawa arus hingga perairan Kabupaten Kotim, untuk itu kami melakukan penyisiran di perairan bagian selatan," kata Kapolres Kabupaten Kotim, AKBP Himawan Bayu Aji melalui Kasat Polair AKP Sumarya kepada wartawan di Sampit, Jumat.

Sedikitnya ada tujuh personel Polair yang diterjunkan melakukan penyisiran mencari jenazah korban pesawat AirAsia yang diduga hanyut terbawa arus air laut.

Penyisiran dilakukan mulai dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Mentaya hingga di bagian selatan pesisir laut Kabupaten Kotim.

"Dalam penyisiran tersebut tim Polair Polres Kabupaten Kotim tidak ada menemukan jenazah korban AirAsia. Penyisian juga dihentikan untuk sementara waktu karena terkendala cuaca yang buruk," katanya.

Pihak Polair Polres Kabupaten Kotim mengimbau kepada para nelayan, jika dalam melaut dan menemukan jenazah korban pesawat AirAsia untuk segera melapor ke aparat kepolisian.

Sementara itu, Badan SAR Nasional terus melakukan evakuasi dan pencarian jenazah korban pesawat AirAsia serta kotak hitam "black box".

Dalam pencarian kotak hitan tersebut Badan SAR Nasional melibatkan sedikitnya 20 penyelam profesional yang terbagi dalam dua tim.

Tim pertama 10 orang yang seluruhnya berasal dari Jakarta dan tim kedua 10 orang berasal dari Lombok dan Kalimantan, kata Komandan Regu I Indonesia Diver Ebram Harimurti di Pangkalan Udara Iskandar Pangkalan Bun.

"Kami akan bekerja selama satu minggu, minimal dalam sehari kami akan berupaya menyelam setidaknya 4 kali ke titik ekor maupun badan pesawat yang sudah dipastikan Basarnas," katanya.

Sebanyak 20 penyelam dimintai bantuan oleh Basarnas tersebut merupakan instruktur diving dan telah berpengalaman menyelam di setiap bencana banjir maupun kapal tenggelam yang terjadi di Indonesia.



(T.KR-UTG/B/B015/B015)