Barut Lakukan Pengasapan Cegah DBD Ke Pedalaman

id Barut Lakukan Pengasapan Cegah DBD Ke Pedalaman, Barut

Barut Lakukan Pengasapan Cegah DBD Ke Pedalaman

Ilustrasi, Fogging. (Istimewa)

Pengasapan fokus ini dilakukan untuk mengantisipasi bertambahnya penderita demam berdarah yang saat ini kami lakukan di sejumlah desa,"
Muara Teweh (Antara Kalteng) - Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, melakukan pengasapan disertai penyuluhan kepada masyarakat atau "fogging focus" guna mengantisipasi berjangkitnya virus Demam Berdarah Dengue di desa pedalaman.

"Pengasapan fokus ini dilakukan untuk mengantisipasi bertambahnya penderita demam berdarah yang saat ini kami lakukan di sejumlah desa," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Utara (Barut), Robansyah di Muara Teweh, Jumat.

Menurut Robansyah, penderita DBD di daerah ini hingga 6 Pebruari 2015 mencapai 27 kasus dan diantaranya ada dua anak-anak penderita yang masih dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Muara Teweh.

Ini dilakukan dilokasi ditemukan penderita demam berdarah seperti di Desa Benao Kecamatan Lahei Barat, di Desa Batu Raya Kecamatan Gunung Timang, Desa Benangin Kecamatan Teweh Timur. dan Desa Butong Kecamatan Teweh Selatan pada Kamis (26/2),

"Fokus pengasapan ini dilakukan hanya sehari di kawasan tertentu di mana ditemukan dalam radius 100 meter ditemukannya kasus demam berdarah," katanya.

Dinkes juga melakukan antisipasi terjangkitnya penyakit yang disebabkan nyamuk Aedes Aegypti melalui sosialisasi kebersihan lingkungan dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) menghadapi perubahan iklim yang berdampak pada perilaku penyakit menular serta pemberian bubuk abate.

Selain pengasapan untuk mengantisipasi meluasnya DBD, kegiatan ini juga dilakukan untuk memberantas penyakit Chikungunya (demam dan linu di persendian).

"Jadi kegiatan ini dengan sasaran penyakit DBD dan Chikungunya," jelasnya.

Jumlah penderita DBD periode Januari-Desember 2014 mencapai 78 kasus, namun tidak ada korban jiwa. Pada 2013 sebanyak 15 kasus, 2012 hanya satu orang, 2011 lima orang sedangkan 2010 tercatat 19 orang dan 2009 hanya 17 kasus seorang anak meninggal dunia.

Angka penderita turun dibanding tahun 2008 yang pada periode Januari-April sudah mencapai 47 kasus, di antaranya seorang meninggal dunia, sehingga pemerintah daerah saat itu menetapkan kejadian luar biasa (KLB)

"Kami tetap berupaya mencegah DBD ini selain dilakukan petugas juga diharapkan partisipasi masyarakat menjaga kebersihan lingkungan masing-masing," katanya.



(T.K009/B/S019/S019)