Moskow (ANTARA News) - Presiden Rusia Vladimir Putin pada Sabtu (7/2)
mengatakan negaranya takkan pernah menerima dunia dengan satu kutub.
Putin menyatakan ada kepemimpinan satu kutub "yang tak terbantahkan"
yang berusaha menguasai dunia saat ini dan memaksa pihak lain agar
patuh. Ia pun mengatakan Rusia takkan pernah menerima upaya semacam itu.
Dalam kongres Federasi Serikat Pekerja Independen Rusia, Putin
menekankan Rusia tak bermaksud terlibat perang dengan siapa pun dan
selalu bersedia bekerja sama.
Ia kembali menekankan sanksi terhadap Rusia takkan pernah memiliki
dampak yang diinginkan, meskipun semua itu memang memiliki dampak
negatif pada ekonomi negerinya.
"Kita harus menyadari ini, dan melancarkan segala upaya yang mungkin
untuk memperkuat kedaulatan kami, termasuk sektor ekonomi," kata Putin
di dalam satu pernyataan yang dipublikasikan secara online, sebagaimana
dikutip Xinhua.
Putin menjanjikan sikap tegas Rusia guna melawan tekanan yang diberlakukan atas negerinya sehubungan dengan krisis Ukraina.
Wakil Presiden AS Joe Biden pada Sabtu mengatakan dalam Konferensi
Keamanan Munchen Ke-51 bahwa Washigton akan terus menyediakan bantuan
keamanan buat Ukraina.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, yang menghadiri konferensi
itu, kembali mengatakan penggelaran militer Pakta Pertahanan Atlantik
Utara (NATO) di dekat perbatasan Rusia memicu bentrokan dan merusak
keamanan Eropa.
"Lavrov menekan dukungan NATO bagi aksi militer Kiev di Ukraina
Selatan menghambat upaya untuk menemukan penyelesaian damai bagi krisis
domestik yang mendalam di Ukraina," kata satu pernyataan yang disiarkan
dalan jaringan oleh kementerian tersebut.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menanggapi dengan
mengatakan semua langkah yang dilakukan oleh NATO "bersifap membela
diri". Ia juga berjanji akan terus membuka saluran dialog dengan Moskow.
Menteri pertahanan dari negara anggota NATO pada Kamis (5/2)
memutuskan untuk memperkuat kehadiran Pakta itu di Eropa Timur dan
Wilayah Baltik serta memperluas kekuatan pasukan reaksi cepatnya menjadi
30.000 personel.
Berita Terkait
Putin sebut tak ada yang bisa memecah belah rakyat Rusia
Minggu, 24 Maret 2024 10:44 Wib
Benarkah 10 WNI jadi tentara bayaran Ukraina melawan Rusia? Ini faktanya
Jumat, 22 Maret 2024 11:44 Wib
Jika pasukan Barat ada di Ukraina, konflik Rusia-NATO tak terelakkan
Rabu, 28 Februari 2024 16:21 Wib
Pembunuh jurnalis Rusia diampuni setelah daftar ikut perang Ukraina
Rabu, 15 November 2023 9:05 Wib
Timnas U-17 akan uji coba lagi setelah kalahkan klub Rusia
Senin, 30 Oktober 2023 20:53 Wib
Vladimir Putin izinkan warga Ukraina masuk Rusia tanpa visa
Minggu, 1 Oktober 2023 17:00 Wib
Rusia larang ekspor, harga bensin dan solar di tingkat global naik
Sabtu, 23 September 2023 16:24 Wib
Korea Utara janjikan dukungan untuk Rusia
Kamis, 14 September 2023 8:34 Wib