Polantas Kalteng Berpakaian Adat Saat Operasi Simpatik

id Yusuf , Operasi Simpatik, Pakaian Adat

Polantas Kalteng Berpakaian Adat Saat Operasi Simpatik

Polisi Lalu Lintas Kepolisian Daerah Kalimantan Tengah mengenakan pakaian adat dayak saat menggelar operasi simpatik di Bundaran Kecil, Palangka Raya, Kamis (16/4) (FOTO ANTARA Kalteng/Rusdiah)

...Penerimaan masyarakat berbeda. Operasi berpakaian adat mungkin lebih familier serta lebih humanis,"
Palangka Raya (Antara Kalteng) - Polisi Lalu Lintas Kepolisian Daerah Kalimantan Tengah mengenakan pakaian adat dayak saat menggelar operasi simpatik di Bundaran Kecil, Palangka Raya, Kamis.

"Sekitar 20 anggota Polantas menggunakan pakaian adat dayak saat bertugas. Mungkin, jika yang menegur berpakaian polisi orang-orang akan takut dan sebagainya," kata Dirlantas Polda Kalteng, AKBP Yusuf Sik Mhum, di Palangka Raya, Kamis.

Ia mengatakan, dengan mengenakan pakaian adat saat operasi diharapkan masyarakat akan tertarik dan lebih simpatik terhadap polisi sehingga upaya peningkatan ketertiban berupa imbauan yang lebih maksimal.

"Jika menegur dengan pakaian dinas masyarakat takut, tetapi jika dengan pakaian adat mungkin akan menerima arahan kita karena ada kesan menarik. Penerimaan masyarakat berbeda. Operasi berpakaian adat mungkin lebih familier serta lebih humanis," katanya.

Ia menerangkan, bagi setiap pelanggar yang dikenakan kenakan teguran simpatik, selalu ditunjukkan kesalahannya dan mereka minta jangan melakukan kesalahan yang sama agar tidak terjadi pelanggaran untuk kedua kalinya.

Ia mengatakan, secara kasat mata sekitar 90 persen pengendara yang melintas telah mematuhi tata tertib berkendara dan sisanya melakukan pelanggaran ringan.

"Yang kita lihat secara kasat mata rata-rata tertib, baik roda dua maupun roda empat. Yang roda dua semua memakai helm dan yang roda empat memakai sabuk pengaman. Kesalahan biasanya tidak menyalakan lampu dan helm. Mereka ini kita beri teguran," katanya.

Hal ini dilakukan sebagai upaya menjaga keamanan dan keselamatan pengendara karena menurut dia segala bentuk pelanggaran dapat menjadi pemicu kecelakaan lalu lintas.

"Penyebab utama kecelakaan lalu lintas dari pelanggaran. Sekecil mungkin pelanggaran jangan sampai terjadi. Untuk itu kita lakukan upaya persuasif sebagai langkah pencegahan. Tilang adalah upaya terakhir jika kesalahan sudah fatal," katanya.

Ia mengatakan, dalam rangka sosialisasi tertib berlalu lintas pihaknya telah membuat program yang memberikan pengarahan kepada masyarakat khususnya kepada siswa sekolah.

"Setiap bulan saya ada program kunjungan ke sekolah-sekolah sebagai pembina upacara. Tetapi karena sekarang masih ujian kita hentikan dahulu. Nanti jika kegiatan sekolah dimulai, perwira kita datang ke sekolah memberi imbauan soal tertib lalu lintas," katanya.


(T.KR-RNA/B/S019/S019)