Jakarta (ANT|ARA News) - Presiden Joko Widodo menyatakan perang terhadap
narkoba karena dapat merusak karakter, fisik, dan kesehatan menusia
serta dalam jangka panjang bisa mengganggu daya saing dan kemajuan
bangsa.
"Tidak ada pilihan lain bagi kita untuk menyatakan perang terhadap
narkoba," kata Jokowi saat pidato peringatan Hari Anti Narkoba
Internasional (HANI) di Istana Negara Jakarta, Jumat.
Presiden menyatakan korban narkoba Indonesia pada tahun ini
mencapai 4,1 juta orang atau 2,2 persen dari total penduduk dan kerugian
material mencapai Rp63 triliun.
"Kejahatan narkoba ini digolongkan kejahatan luar biasa dan serius,
terlebih lagi kejahatan narkoba terjadi di lintas negara dan
terorganisasi sehingga menjadi ancaman nyata yang membutuhkan penanganan
serius dan mendesak," katanya.
Untuk itu Presiden meminta perang terhadap narkoba ini tidak hanya
dibebankan kepada BNN tetapi semua pihak harus turun tangan dan
meninggalkan ego sektoral.
Jokowi meminta para pihak untuk menata langkah dalam memberantas narkoba ini, yakni dengan meningkatkan langkah pencegahan.
"Langkah pencegahan penyalahgunaan narkoba harus lebih gencar dari
pusat sampai daerah, di mana harus terukur dan berkelanjutan," katanya.
Presiden meminta upaya peningkatan terapi dan rehabilitasi bagi
korban penyalahgunaan narkoba, di mana tahun lalu 18 ribu tahun ini
ditingkatkan menjadi 100 ribu dan tahun depan 200 ribu.
"Terus dilipatkan lagi karena kita kejar-kejaran dengan pengguna narkoba memang yang terus meningkat," harapnya.
Jokowi juga meminta para aparat keamanan untuk lebih berani melakukan penegakan hukum bagi para pelaku kejahatan narkoba.
"Tangkap dan tindak tegas bandar, pengedar dan pemain besarnya.
tidak ada ampun, dan saya meminta aparat meningkatkan kemampuan perkuat
kerjasama antarlembaga, jangan terjebak dalam ego sektoral," tegas
presiden.
Jokowi juga meminta aparat memperluas kerjasama intelijen narkoba
dengan komunitas internasional dan menindak keras oknum aparat keamanan
atau pemerintah yang menjadi beking bandar narkoba.
Dia juga meminta memperketat pengawasan lembaga pemasyarakatan agar tidak menjadi pusat peredaran narkoba.
"Itu harus berhenti dan tidak ada lagi LP dipakai sebagai pusat peredaran narkoba," katanya.
Presiden juga meminta peningkatan pengawasan di semua pintu masuk,
seperti pelabuhan, baik besar, menengah dan kecil serta wilayah pesisir
yang sering dijadikan sebagai tempat penyeludupan narkoba.
"Semoga puncak peringatan hari narkoba internasional 2015 ini bisa
dijadikan momentum untuk melakukan aksi bersama melibatkan bangsa ini
dari bahaya narkoba," harap Presiden.
Berita Terkait
BNNP Kalteng tangkap kurir dan pemasok sabu lintas provinsi
Senin, 26 Februari 2024 17:39 Wib
Presiden minta jajarannya jaga stok dan harga pangan jelang Ramadhan
Senin, 26 Februari 2024 11:36 Wib
Joko Anwar sebut film Siksa Kubur ajak penonton pertanyakan keimanan diri
Kamis, 22 Februari 2024 9:24 Wib
Presiden Jokowi bertemu Surya Paloh di Istana Merdeka
Minggu, 18 Februari 2024 21:10 Wib
KPU Palangka Raya telaah rekomendasi empat TPS laksanakan PSU
Jumat, 16 Februari 2024 19:58 Wib
KPU Kota Palangka Raya mulai distribusikan logistik pemilu
Selasa, 13 Februari 2024 16:00 Wib
Jokowi belum putuskan akan ikut kampanye
Rabu, 24 Januari 2024 17:52 Wib
Begini tanggapan Ganjar terkait pernyataan Jokowi soal debat ketiga
Selasa, 9 Januari 2024 11:19 Wib