Muara Teweh (Antara Kalteng) - Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, melakukan pengasapan disertai penyuluhan kepada masyarakat atau "fogging focus" guna mengantisipasi berjangkitnya virus Demam Berdarah Dengue di desa pedalaman.
"Pengasapan fokus ini dilakukan untuk mengantisipasi bertambahnya penderita demam berdarah yang saat ini kami lakukan di sejumlah desa," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Utara (Barut), Robansyah di Muara Teweh, Senin.
Menurut Robansyah, penderita DBD di daerah ini periode Januari sampai 21 Desember 2015 mencapai 118 kasus dan diantaranya seorang anak perempuan usia tujuh tahun asal Desa Batu Raya Kecamatan Gunung Timang meninggal dunia pada November lalu.
Korban meninggal dunia dalam perjalanan saat di rujuk dari Rumah Sakit Buntok Kabupaten Barito Selatan ke Rumah Sakit Palangka Raya.
"Saat ini hanya satu korban meninggal dan dalam bulan Desember ini hanya ada dua kasus yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Muara Teweh,"katanya didampingi Kabid Penanggulangan Masalah Kesehatan, Admawati.
Robansyah mengatakan, saat ini pihaknya telah melakukan fogging di sejumlah desa dan dalam waktu dekat akan melakukan pengasapan fokus di Kelurahan Tumpung Laung Kecamatan Montallat.
"Fokus pengasapan ini dilakukan hanya sehari di kawasan tertentu di mana ditemukan dalam radius 100 meter ditemukannya kasus demam berdarah," katanya.
Dinkes juga melakukan antisipasi terjangkitnya penyakit yang disebabkan nyamuk Aedes Aegypti melalui sosialisasi kebersihan lingkungan dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) menghadapi perubahan iklim yang berdampak pada perilaku penyakit menular serta pemberian bubuk abate.
Selain pengasapan untuk mengantisipasi meluasnya DBD, kegiatan ini juga dilakukan untuk memberantas penyakit Chikungunya (demam dan linu di persendian).
"Jadi kegiatan ini dengan sasaran penyakit DBD dan Chikungunya," jelasnya.
Jumlah penderita DBD periode Januari-Desember 2014 mencapai 78 kasus, namun tidak ada korban jiwa. Pada 2013 sebanyak 15 kasus, 2012 hanya satu orang, 2011 lima orang sedangkan 2010 tercatat 19 orang dan 2009 hanya 17 kasus seorang anak meninggal dunia.
Angka penderita turun dibanding tahun 2008 yang pada periode Januari-April sudah mencapai 47 kasus, di antaranya seorang meninggal dunia, sehingga pemerintah daerah saat itu menetapkan kejadian luar biasa (KLB)
"Kami tetap berupaya mencegah DBD ini selain dilakukan petugas juga diharapkan partisipasi masyarakat menjaga kebersihan lingkungan masing-masing," katanya.
Berita Terkait
Dinkes Kotim berikan penyuluhan kesehatan warga binaan Lapas Sampit
Rabu, 17 April 2024 19:26 Wib
Dinkes Kotim dirikan posko dan siagakan puskesmas selama Lebaran
Minggu, 7 April 2024 7:22 Wib
Dinkes Kotim siapkan 10 tim kesehatan di jalur mudik
Kamis, 21 Maret 2024 11:43 Wib
Dinkes Bartim periksa sejumlah makanan dan minuman di Pasar Ramadhan
Kamis, 21 Maret 2024 7:42 Wib
BPJS Kesehatan-Dinkes Kalteng siapkan strategi hadapi tantangan 2024
Selasa, 19 Maret 2024 17:42 Wib
Dinkes Kotim kejar akreditasi 16 puskesmas
Sabtu, 17 Februari 2024 21:29 Wib
Dinkes Palangka Raya gencarkan pencegahan penyebaran DBD
Jumat, 16 Februari 2024 17:42 Wib
Umsa gandeng Dinkes Kotim wujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi
Kamis, 15 Februari 2024 17:47 Wib