Gianni Infantino Akhirnya Rebut Kursi Presiden FIFA

id Presiden FIFA Gianni Infantino, Gianni Infantino Akhirnya Rebut Kursi Presiden FIFA

Gianni Infantino Akhirnya Rebut Kursi Presiden FIFA

Gianni Infantino (REUTERS)

"Dan kita akan merestorasi citra FIFA dan respek terhadap FIFA dan semua orang di dunia akan bertepuk tangan untuk kita,"
Zurich (Antara Kalteng) - Gianni Infantino asal Eropa pada Jumat memenangi persaingan perebutan kursi presiden FIFA berkat kemenangan meyakinkan dari rivalnya yang berasal dari Asia Sheikh Salman bin Ebrahim Al Khalifa dan berjanji memimpin badan yang tercoreng skandal itu menuju era baru.

Sekretaris jenderal UEFA yang merupakan warga Swiss-Italia berusia 45 tahun itu meraup 115 suara pada putaran kedua pemilihan yang diselenggarakan di Kongres FIFA, sedangkan presiden Konfederasi Sepak Bola Asia hanya mendapatkan 88 suara, lapor AFP.

Infantino mengambil badan bernilai milyaran dolar dengan 209 anggota ini dari Sepp Blatter, di mana citra sepak bola dunia sedang sangat terpuruk.

Blatter diskors dari sepak bola selama enam tahun, dan otoritas-otoritas AS serta Swiss telah meluncurkan investigasi korupsi yang besar terhadap FIFA dan federasi-federasi lainnya. 

Infantino mengatakan meski terdapat skandal-skandal pada tahun lalu, sepak bola layak untuk "sangat dihormati."

"Dan kita akan merestorasi citra FIFA dan respek terhadap FIFA dan semua orang di dunia akan bertepuk tangan untuk kita," kata Infantino yang terlihat terkejut kepada Kongres.

Sheikh Salman, anggota keluarga kerajaan Bahrain, merupakan salah satu sosok pertama yang memberi selamat kepada rivalnya.

Setelah mendapatkan 27 suara pada putaran pertama pemilihan, Pangeran Ali bin Al Hussein asal Yordania justru hanya mendapat empat suara pada putaran kedua.

Mantan pejabat FIFA Jerome Champagne memiliki tujuh suara pada putaran pertama, namun gagal mendulang suara pada putaran penentuan.

Pengusaha asal Afrika Selatan Tokyo Sexwale mengundurkan diri dari kontes sebelum putaran pertama.

Kongres diberikan peringatan-peringatan keras sebelum pengambilan suara, bahwa hasil dan serangkaian reformasi yang disepakati untuk meyakinkan dunia yang dihantam beberapa tahun skandal korupsi, dan keraguan-keraguan mengenai pemilihan tuan rumah Piala Dunia.

Presiden Komite Olimpiade Internasional Thomas Bach mengatakan sepak bola dan semua olahraga harus memperbaiki pemerintahannya.

"Hari ini Anda memiliki peluang hebat ini untuk membalik halaman," ucapnya kepada kongres. "Kita memerlukan jawaban-jawaban baru untuk pertanyaan-pertanyaan baru terkait kredibilitas dan pemerintahan yang bagus."

Pada awalnya paket reformasi diadopsi oleh 179 anggota, sedangkan 22 suara menentang dan enam suara abstain.

Tindakan-tindakan itu dirancang untuk membatasi otoritas presiden baru dan para wakilnya, dan mengakhiri patronase dan membuang apa yang tidak perlu sepanjang 18 tahun masa jabatan Blatter.

Pekerjaan presiden kini lebih berfungsi seperti ketua dewan perusahaan, memberikan arahan strategis namun dengan lebih sedikit otoritas manajemen.

Komite eksekutif FIFA, yang menjadi pusat tudingan-tudingan korupsi, telah membangun ulang namanya dengan dewan FIFA. Mereka akan beropeasi seperi dewan direksi di perusahaan.

Langkah-langkah seperti mendeklarasikan gaji presiden baru untuk mengembangkan transparansi keuangan juga dimasukan.

Setelah beberapa tahun dicurigai, skandal meledak di FIFA ketika tujuh pejabat papan atas ditahan di Kongres FIFA pada Mei tahun lalu.

Infantino akan segera menghadapi masalah-masalah keuangan.

Pejabat pelaksana Sekretaris Jenderal Markus Kattner mengatakan "ketidakpastian umum" menyusul krisis telah menciptakan masa-masa sulit di bidang ekonomi dan FIFA memiliki kekurangan 550 juta dolar dari rencana bujet lima miliar dolar untuk 2015-2018.

Infantino mengusulkan kenaikan jumlah peserta Piala Dunia dari 32 menjadi 40 tim dan untuk menggandakan jumlah dana yang diberikan kembali kepada 209 asosiasi nasional untuk dapat mencapai lebih dari satu miliar dolar total dalam setiap empat tahun.

Sheikh Salman, yang dipandang sebagai sosok yang cukup dekat dengan para pejabat lama di FIFA, mengatakan proposal itu dapat membuat FIFA bangkrut.

Infantino membantahnya dengan mengatakan bahwa proposal-proposal itu jauh dari sembrono dan bahwa rekornya di UEFA membuktikan kemampuannya sebagai manajer keuangan.

"Ketika saya berbicara mengenai angka-angka... Saya tahu apa yang saya bicarakan," ucapnya.

Blatter (79) absen pada kongres itu. Sosok besar dalam olahraga asal Swiss itu merasakan terjun bebas dalam sembilan bulan terakhir.

Polisi Swiss, yang bertindak di bawah jaminan AS, menahan tujuh pejabat FIFA di Zurich dua hari sebelum ia terpilih kembali Mei silam.

Blatter telah diskors dari sepak bola selama enam tahun karena pelanggaran etika dan berpeluang menghadapi dakwaan kriminal.

Tiap-tiap rivalnya mengikuti voting dengan memiliki masalah-masalah politik.

Infantino selama tujuh tahun menjadi tangan kanan Michel Platini, presiden UEFA yang juga diskors selama enam tahun karena pelanggaran etika.

Sheikh Salman menghadapi pertanyaan-pertanyaan berat mengenai larangan-larangan protes pro demokrasi di negara Teluk itu. Ia juga menghadapi tudingan "kebohongan" oleh grup pembela Hak Asasi Manusia.