Surabaya (Antara Kalteng) - Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Surabaya,
Ikhsan menyatakan ujian nasional berbasis komputer (UNBK) tingkat
SMP/MTs pada hari ketiga atau Rabu (11/5) dengan mata pelajaran Bahasa
Inggris tidak menggunakan uji "listening".
"UNBK tingkat SMP/MTs tidak sama seperti tingkat SMA/SMK yang
terdapat materi listening, sehingga peserta UNBK pun tidak perlu membawa
headset, sehingga tidak membutuhkan perlakuan khusus seperti tingkat
SMA/MA dan SMK beberapa waktu lalu," katanya di Surabaya, Jatim, Selasa.
Menurut dia, jika UNBK siswa SMA/SMK, maka para siswa harus membawa
sendiri headset yang digunakan materi "listening", kemudian dicocokkan
dengan komputer masing-masing, namun untuk saat ini tidak ada perlakuan
khusus.
Selain itu, ia menambahkan UNBK di hari kedua (10/5) kembali
berjalan lancar, namun siswa yang tidak masuk bertambah. Pada hari
pertama mapel Bahasa Indonesia yang absen 15 siswa, maka untuk hari ini
bertambah satu siswa menjadi 16 siswa.
"Selain 15 siswa yang absen, hari kedua mapel Matematika ada lagi
satu siswa sakit. Semuanya sudah didaftarkan ujian susulan sesuai dengan
mata pelajaran yang tidak diikuti," tutur mantan Kepala Bapemas KB
Surabaya ini.
Kabid Pendidikan Dasar (Dikdas) Disdik Surabaya Eko Prasetyoningsih
menambahkan, materi ujian mata pelajaran bahasa Inggris menyesuaikan
dengan materi pembelajaran tingkat SMP/MTs.
"SMP belum sampai uji listening, masih reading sama writing saja.
Dengan begitu, dalam ujian nasional (UN) tidak perlu listening untuk
ujian," terangnya.
Terkait siswa yang sakit, Eko mengaku perlu izin khusus dari dokter
supaya siswa tersebut bisa ikut UNBK di lokasi perawatan. Tidak bisa
sembarangan memfasilitasi siswa yang sakit dalam mengikuti ujian.
"Berdasakanr pengalaman UNBK tingkat SMA lalu, UNBK di luar sekolah
telah dilakukan. Kami menyediakan laptop berfungsi ganda, yakni sebagai
alat mengerjakan soal ujian sekaligus server," tandasnya.
Disdik Surabaya: UNBK Bahasa Inggris Tanpa "Listening"
SMP belum sampai uji listening, masih `reading` sama `writing` saja. Dengan begitu, dalam ujian nasional (UN) tidak perlu listening untuk ujian."