DPRD Kotim : Pengawasan Hewan Dilindungi Perlu Diperketat

id DPRD Kotawaringin Timur, DPRD Kotim, Pengawasan Hewan Dilindungi Perlu Diperketat, Bangkai trenggiling, Hero Harapano Mandau, trenggiling

DPRD Kotim : Pengawasan Hewan Dilindungi Perlu Diperketat

Logo DPRD

Sampit (Antara Kalteng) - Sekretaris Komisi III DPRD Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah Hero Harapano Mandau meminta pemerintah daerah memperketat pengawasan terhadap hewan yang dilindungi di daerah itu.

"Perlu pengawasan yang ketat agar semua jinis hewan yang dilindungi bisa benar-benar aman dan terhindar dari kepunahan," katanya di Sampit, Kamis.

Dengan adanya kepedulian dan pengawasan yang ketat dari pemerintah daerah diharapkan bisa menyelamatkan hewan dilindungi yang ada di wilayah Kotawaringin Timur (Kotim). Selain itu, pemerintah daerah juga perlu memberikan penyuluhan kepada masyarakat jenis apa saja hewan yang dilindungi negara tersebut.

Melalui penyuluhan dan sosialisasi diharapkan dapat memberikan rasa kepedulian dan kesadaran masyarakat untuk tidak mengganggu atau memiliki serta memelihara hewan dilindungi tersebut.

"Yang jelas jangan sampai masyarakat melakukan perburuan hewan dilindungi tersebut," katanya.

Hero juga mengaku sangat prihatin atas ditemukannya puluhan bangkai trenggiling (Manis Javanica) dengan kondisi tanpa sisiknya oleh Badan Konservasi Sumber Daya Alam Sampit belum lama ini.

Bangkai trenggiling tersebut ditemukan di sebuah kawasan sepi Jalan Jenderal Sudirman kilometer 6 Sampit, Kabupaten Kotim pada Rabu (22/6). Hewan dilindungi tersebut diduga dibantai olehorang yang tidak bertanggung jawab.

"Kami menduga trenggiling tersebut akan dikirim ke luar daerah, bahkan tidak menutup kemungkinan daging dan sisik itu akan diselundupkan ke luar negeri," ucapnya.

Sementara itu, Komandan Pos Jaga Sampit Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Tengah, Muriansyah membenarkan atas temuan bangkai trenggiling tersebut.

"Bangkai trenggiling itu ditemukan di arah jalan menuju Perumahan Betang Raya. Ada sekitar 20 sampai 25 ekor bangkai trenggiling. Sisiknya diduga sengaja dilepas untuk dijual," jelasnya.

Temuan bangkai trenggiling yang sudah membusuk itu berawal dari laporan masyarakat. Bangkai satwa dilindungi itu terbungkus sejumlah plastik dan di dekatnya terdapat kotak yang diperkirakan tempat awal penyimpanan trenggiling-trenggiling itu.

Muriansyah menduga ini merupakan upaya penyelundupan trenggiling. Indikasi itu terlihat dari sisik trenggiling yang sudah diambil. Daging trenggiling itu kemungkinan akan dijual, namun karena pengemasan yang tidak sempurna membuat daging trenggiling membusuk dan terpaksa dibuang.

"Kenapa dibuang di lokasi tersebut, ini yang masih kami telusuri. Sisiknya sudah diambil dan biasanya saat pengiriman dipisah dari dagingnya. Bangkai trenggiling itu kami ambil dan akan kami kuburkan," ungkapnya.

Muriansyah mengaku saat ini pihaknya telah melakukan penelusuran untuk melacak pelaku.