Kemenag Palangka Raya Laksanakan Rukyatul Hilal di Atap Hotel

id palangka raya, kemenag palangka raya, baihaqi, rukyatul hilal

Kemenag Palangka Raya Laksanakan Rukyatul Hilal di Atap Hotel

Kepala Kementerian Kantor Agama Kota Palangka Raya Baihaqi. (FOTO ANTARA Kalteng/Rendhik Andika)

Palangka Raya (Antara Kalteng) - Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Palangka Raya bersama Kemenag Wilayah Kalimantan Tengah akan melaksanakan pemantauan rukyatul hilal untuk menetapkan 1 Syawal atau hari pertama Idul Fitri 1437 Hijriyah di salah satu puncak hotel di kota setempat.

"Insya Allah rukyatul hilal akan kita laksanakan pada tanggal 4/7 (Senin) di hotel Aquarius di atap hotel, yakni di lantai sembilan," kata Kepala Kantor Kemenag Kota, Baihaqi di Palangka Raya, Minggu.

Dia menerangkan pelaksanaan pemantauan tersebut akan dimulai sekira pukul 16.00 WIB dengan melibatkan sejumlah organisasi masyarakat Islam yang ada di kota berjuluk "Kota CantiK" ini.

"Sebenarnya kemarin sempat tercetus rencana akan kita laksanakan di puncak Masjid Raya, namun karena sesuatu hal kita batalkan. Sebelum pemantauan kita akan lakukan persiapan di Kanwil Kemenag Kalteng," katanya.

Dia mengungkapan bahwa diantara persiapan yang dilakukan tim pemantau tersebut ialah menerima laporan keadaan cuaca dan persiapan lainnya di wilayah lain di Provinsi berjuluk "Bumi Tambun Bungai" dan "Bumi Pancasila" ini.

Selanjutnya, menurut dia, jatuhnya awal bulan yang ditentukan pemerintah melalui sidang isbat bisa saja berbeda dengan penentuan yang telah ditetapkan oleh Muhammadiyah.

"Tidak menutup kemungkikan itu bisa saja terjadi. Tetapi itu jangan menjadi alasan untuk kita menghilangkan rasa saling toleransi. Apalagi perbedaan itu sampai menjadi jurang pemisah," katanya.

Menurut Baihaqi, perbedaan tersebut juga bukan bersifat prinsip seperti cara salat, melainkan lebih bersifat keyakinan terhadap pelaksanaan Idul Fitri.

"Sikapilah perbedaan itu secara dewasa sehingga toleransi yang selama ini terjalin tetap terjaga. Dalam hadis juga disebutkan bahwa perbedaan di kalangan ulama itu adalah rahmat," kata Baihaqi.