Pria Ini Akui Pernah Menerapkan Konsep "Full Day School" Saat Menjabat Jadi Kepsek

id Kalimantan Tengah, LPMP Kalteng, Krisnayadi Toendan, Full Day School, sekolah sehari penuh, Krisnayadi Toendan

Pria Ini Akui Pernah Menerapkan Konsep  "Full Day School" Saat Menjabat Jadi Kepsek

Kepala Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Kalimantan Tengah, Krisnayadi Toendan (Foto Antara Kalteng/Rendhik Andika)

Bisa diterapkan hingga di pedesaan. Bahkan konsep tersebut sudah saya terapkan beberapa tahun lalu sewaktu saya masih menjadi kepala sekolah,"
Palangka Raya (Antara Kalteng) - Kepala Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan Kalimantan Tengah Krisnayadi Toendan mengatakan "full day school" atau sekolah sehari penuh efektif untuk meningkatkan etika dan moral siswa.

"Konsep yang dicanangkan pak menteri ini sangat efektif untuk membentuk dan mengembangkan moral serta etika para siswa," katanya di Palangka Raya, Senin.

Menurut pria bergelar doktor tersebut, penerapan sekolah sehari penuh juga tidak terlalu sulit, bahkan konsep tersebut juga bisa diterapkan hingga pedesaan.

"Bisa diterapkan hingga di pedesaan. Bahkan konsep tersebut sudah saya terapkan beberapa tahun lalu sewaktu saya masih menjadi kepala sekolah," katanya.

Dia menjelaskan, sekolah sehari penuh ini dibagi menjadi dua metode pembelajaran. Pertama, materi pelajaran dilakukan mulai pagi hingga pukul 12.00 WIB dan kedua materi ekstrakulikuler yang dimulai pukul 13.00-16.00 WIB.

Dia menambahkan, konsep pembelajaran ini juga dibuat menyenangkan seperti materi pelajaran dapat dilakukan di ruang terbuka. Sementara untuk ekstrakulikuler didasarkan pada minat dan bakat siswa yang kemudian disesuaikan dengan kemampuan sekolah.

"Untuk mewujudkan ini kepala sekolah harus mampu merangkul pihak guru, komite dan siswa. Kepala sekolah juga harus mampu menyamakan persepsi antar elemen tersebut," katanya.

Untuk melakukan yang demikian memang tidak mudah. Namun ketika seseorang memiliki keinginan dan keuleten maka tidak mustahil akan terwujud.

"Penerapan sekolah sehari penuh memang tidak mudah terlebih kita mengubah pola yang sudah ada. Namun, berdasarkan pengalaman yang pernah saya terapkan, sekolah sehari penuh ini sangat besar peranannya dalam rangka mengembangkan etika dan moral siswa," katanya.

Dia mengatakan, konsep ini dilaksanakan dalam rangka mengarahkan semangat dan potensi siswa dalam wadah yang positif.

"Jika siswa pulang jam 01.00 WIB pun belum tentu langsung kerumah apalagi orang tua juga masih kerja. Sekarang konsep ini masih terus dikaji dan diperdalam oleh kementerian. Bagi warga Kalimantan Tengah saya juga siap dan membuka diri untuk berdiskusi tentang "full day school" ini," katanya.