Pulang Pisau (Antara Kalteng) - Ketua Panitia One Day Adventure Marudas Tarus Part III Bersama Bupati Pulang Pisau, Hargatin akhirnya meminta maaf atas hiburan berbau pornografi yang ditampilkan secara terbuka untuk umum.
"Secara khusus saya meminta maaf kepada seluruh masyarakat di daerah setempat, kita sudah melakukan evaluasi dari penyelenggaran kegiatan tersebut," kata Hargatin belum lama ini.
Dia menegaskan pihaknya telah melakukan evaluasi secara menyeluruh dari proses kegiatan tersebut. Kesalahan terletak pada hiburan yang menampilkan sexy dancer yang mena mpilkan tarian erotis lekuk tubuh kaum hawa yang tidak layak ditampilkan pada masyarakat umum dan filter kepada anak-anak dibawah umur.
Hargatin juga menyampaikan permintaan maaf kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI) di daerah setempat, jika sesi hiburan tidak layak untuk ditampilkan di arena terbuka dan menuai banyak kecaman.
Namun semua sudah terjadi, kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi pihak panitia untuk tidak mengulangi lagi memberikan hiburan yang menjurus kepada pornografi, karena dirinya sendiri tidak mengetahui jika yang ditampilkan adalah tarian dengan pakaian seperti itu hingga menimbulkan polemik di masyarakat dan di media sosial.
Hargatin mengaku terbuka menerima kritik dan masukan dari media dan masyarakat untuk menjadi evaluasi kegiatan-kegiatan selanjutnya. Kepada wartawan dirinya juga tidak merasa keberatan dan mengakui kesalahan tersebut, karena media memiliki peran sebagai kontrol sosial dan menampung berbagai keluhan di masyarakat.
Ia mengaku baru pertama kali ditunjuk sebagai ketua panitia.
Pria yang juga menjabat Kabid Bina Marga di Dinas Pekerjaan Umum (DPU) ini berulangkali menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat di daerah setempat.
Sebelumnya dalam kegiatan hiburan One Day Adventure Marudas Tarus Part III Bersama Bupati Pulang Pisau yang di dalamnya menampilkan eksploitasi erotisme kaum wanita mengundang banyak kecaman dari masyarakat, termasuk MUI daerah setempat.
Meski kegiatan otomotif ini berjalan sukses, pro dan kontra juga muncul terhadap hiburan yang mengandung unsur pornografi hingga menjadi viral di media sosial setempat.
