Ayo Dinas Sosial Cepat Bantu Tarzan Bahaur

id pulang pisau, tarzan bahaur, dinsosnakertrans pulang pisau, satria during, muhammad noor

Ayo Dinas Sosial Cepat Bantu Tarzan Bahaur

Dalam gubuk ini, Tarzan Bahaur alias Muhammad Noor tinggal dalam pengasingannya. Dengan kondisi keterbelakangan mental yang dialaminya, ia hidup hanya dari makan tumbuh-tumbuhan di sekitarnya membuat pemuda ini disebut-sebut sebagai Tarzan. (Foto TK

Dinas terkait juga harus memiliki respon cepat. Tidak perlu menunggu anggaran, tapi bagaimana upaya penanganan terhadap masalah seperti ini
Pulang Pisau (Antara Kalteng) - Kondisi Tarzan Bahaur alias Muhammad Noor, warga Desa Bahaur Batu Raya RT 04 Kecamatan Kahayan Kuala berusia 26 tahun ini  menjadi viral di media sosial dan mengundang keprihatinan warga Pulang Pisau. 
    
Ricki salah satu warga Kelurahan Bereng  Kecamatan Kahayan Hilir mengungkapkan keprihatinan. Ia mengetahui dari media sosial, bahwa masih ada warga yang diasingkan dengan kondisi seperti itu, selama empat tahun.
   
Ironisnya, masyarakat setempat juga terkesan menutupi informasi selama empat tahun sehingga warga tersebut tidak bisa mendapatkan penanganan. Hal ini membuktikan kesadaran masyarakat masih rendah, dan masih menganggap tabu dan malu apabila ada keluarga yang memiliki keterbelakangan mental
   
"Apabila ada keluarga kita yang memiliki keterbelakangan mental, sebaiknya tidak diasingkan dengan cara seperti itu," terang Ricki.
    
Dinas terkait juga harus memiliki respon cepat. Tidak perlu menunggu anggaran, tapi bagaimana upaya penanganan terhadap masalah seperti ini. Miris, apabila pemerintah setempat hanya tinggal diam.
    
Kepala Dinsosnakertrans, Satria During mengaku selama ini tidak ada laporan terkait adanya laporan penyandang masalah sosial di daerah setempat. Harusnya,  apabila ada masalah seperti ini, sudah menjadi tugas aparat desa dan kecamatan untuk memberikan laporan.
    
"Kalau selama ini tidak ada laporan dari pemerintah desa setempat, bagaimana kami bisa tahu ada masalah seperti ini, " ucap During.
    
Setelah menjadi viral di media sosial setempat hingga nasional, pihaknya tentu langsung koordinasi dengan pihak terkait. Penanganan juga tidak bisa langsung dilakukan, karena memang tidak ada anggaran yang dialokasikan khusus untuk itu.
   
Yang terpenting,  bersama dengan pihak terkait akan membuat langkah-langkah seperti melakukan pemeriksaan, apakah memang ada keterbelakangan mental yang dialami Noor,  serta bagaimana dengan kondisi kesehatannya.
    
"Jangan sampai proses penanganan nanti malah menambah persoalan baru. Pihak keluarga juga harus dihubungi,  untuk mengetahui penyebab kenapa anak tersebut diasingkan," kata During.
    
Untuk tindak lanjut lainnya pihaknya berkoordinasi dengan pemerintah desa setempat karena penanganan masalah baru seperti ini tentu melibatkan pihak keluarga dan berbagai pihak lain.