BI Akan Gelar Diseminasi Kajian Ekonomi Keuangan Dan Regional

id BI, Bank Indonesia, Diseminasi Kajian Ekonomi Keuangan Dan Regional, Kepala BI Kalteng, Muhamad Nur

BI Akan Gelar Diseminasi Kajian Ekonomi Keuangan Dan Regional

Ilustrasi, Bank Indonesia (Istimewa)

Palangka Raya (Antara Kalteng) - Bank Indonesia perwakilan Kalimantan Tengah akan mengadakan diseminasi kajian ekonomi keuangan dan regional dengan memaparkan perkembangan kondisi ekonomi terkini serta prospek ekonomi kedepan.

Diseminasi ini dilatarbelakangi pertumbuhan ekonomi Kalteng dalam dua triwulan terakhir berada di bawah angka rata-rata 5 tahun yang disebabkan penurunan harga komoditas dunia maupun perlambatan ekonomi nasional, kata Kepala BI Kalteng Muhamad Nur di Palangka Raya, Senin.

"Berlandaskan itu kita mengadakan diseminasi kajian ekonomi keuangan dan regional pada, Rabu (19/10) di Palangka Raya. Rencananya kegiatan ini akan dibuka langsung Gubernur Sugianto Sabran," tambahnya.

Secara sektoral perlambatan ekonomi Kalteng tertahan oleh rendahnya pertumbuhan sektor utama daerah yakni pertanian. Fenomena elnino di tahun 2015 memberikan dampak terhadap rendahnya pertumbuhan sektor pertanian hingga triwulan II tahun 2016.

Elnino menahan produksi TBS Kalteng pada awal tahun 2016, khususnya triwulan II tercatat hanya sebesar 9,78 juta ton atau menurun sebesar 5,6 persen dibandingkan produksi yang sama di tahun 2015.

"Tertahannya produksi TBS menyebabkan pertumbuhan sektor pertanian pada awal tahun 2016 tumbuh rendah sebesar 0,8 persen year on year pada triwulan I dan minus 0,2 persen pada triwulan II 2016," kata Nur.

Kepala BI yang akan dipromosikan pada akhir Oktober 2016 ini mengemukakan pemotongan anggaran APBN juga menjadi salah satu permasalahan yang dapat menjadi faktor penahan pertumbuhan ekonomi di sisa semester II 2016.

Selain faktor internal di daerah, pada triwulan II 2016 terdapat beberapa faktor eksternal yang perlu menjadi perhatian dalam rangka memperbaiki pertumbuhan ekonomi Kalteng tahun 2016.

"Tren penurunan harga komoditas dunia yang masih berlanjut, melambatnya pertumbuhan ekonomi negara mitra dagang dan pemotongan APBN menjadi masalah utama yang perlu diperhatikan. Ini yang coba nanti kita paparkan bagaimana kondisinya," demikian Nur.